Perlu Kerja Sama Antardaerah Atasi Inflasi, Jaga Pasokan dan Harga Pangan

gubernur kalteng bertemu presiden
KENDALIKAN INFLASI: Gubernur Kalteng Sugianto Sabran berdiskusi langsung dengan Presiden RI Joko Widodo terkait pengendalian inflasi di daerah. (IST/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA, radarsampit.com – Inflasi tahunan di Kalimantan Tengah diperkirakan akan kembali meningkat pada September 2022 seiring dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Meski demikian, inflasi diyakini akan kembali menurun pada Oktober 2022.

Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalteng Yura Djalins. Pihaknya mendorong pemerintah daerah menjalin kerja sama antardaerah (KAD) dalam rangka pemenuhan komoditas pangan yang mengalami defisit, sehingga pasokan pangan dan stabilitas harga dapat terjaga.

Bacaan Lainnya

Yura menuturkan, pemerintah harus terus melakukan kegiatan pengendalian inflasi dengan mengoptimalkan anggaran daerah. ”Diharapkan akhir tahun inflasi Kalteng kembali terkendali, meski berada di atas sasaran inflasi tahun ini,” ujarnya, Kamis (15/9).

Yura menambahkan, dalam rangka menjaga inflasi terkendali, pemerintah daerah, baik provinsi, kabupaten, dan kota telah melakukan sinergi dengan Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), khususnya di sektor pangan dengan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Baca Juga :  Fenomena Ganjil Politik Kotim Buron Aparat Bisa Jadi Bakal Caleg, Rekannya Mendekam Duluan di Penjara

”Diluncurkan Gubernur Kalteng di Barito Selatan berupa program GNPIP Sekuyan Lombok. Gerakan tersebut mendorong penanaman cabai oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan pasokan pada level rumah tangga,” katanya.

Di samping itu, lanjutnya, upaya respons cepat menghadapi inflasi juga telah dilakukan TPID masing-masing daerah, melalui penyelenggaraan operasi pasar komoditas pangan bergejolak yang menjadi penyumbang inflasi, antara lain beras, minyak goreng, bawang merah, cabai rawit, telur ayam ras, dan ikan nila, yang dilakukan sejak Agustus 2022.

”Dan terus berlanjut pada September. Bahkan hingga akhir tahun secara berkala, guna menjaga daya beli masyarakat dan menahan kenaikan inflasi lebih jauh,” katanya.

Lebih lanjut Yura mengatakan, inflasi tahunan di Kalteng pada Agustus 2022 terpengaruh oleh beberapa hal, seperti kenaikan harga energi global akibat perang Rusia-Ukraina, gangguan mata rantai pasokan akibat Covid-19, serta keterbatasan pasokan akibat kondisi cuaca yang berdampak pada gangguan panen.



Pos terkait