“Setelah saya amati satu bulan, tiga bulan, hingga lima bulan, ternyata perkembangannya kok bagus. Kaget juga saya melihatnya. Setelah dipanen, saya tidak mengira ukurannya bisa besar. Diluar perkiraan kami. Sebab dengan benih dan umur yang sama milik teman saya dengan pemeliharaan kolam khusus yang diisi ikan papuyu, ukurannya tidak sebesar itu. Perbandingannya mungkin ikan papuyu milik saya masuk ukuran A, miliknya masih C,” cerita Sulistiyo.
Menariknya, meski satu kolam berisi ikan patin dan papuyu, namun jumlah pakan tidak menambah dari jumlah pakan yang biasa diberikan kepada ikan patin. Dia juga tidak memberikan pakan khusus bagi ikan papuyu. Semua proses pemeliharaan “mengenyampingkan” keberadaan ikan papuyu di dalam kolam itu.
“Biasanya kolam berisi 2.500 ekor ikan patin, saya kasih pakan sekitar delapan hingga sembilan kilogram. Jumlah pakan itu juga sama saya berikan setelah kolam berisi ikan patin dan papuyu,” ujar Sulistiyo.
Analisanya, ikan papuyu ikut memakan pakan yang diberikan, tetapi memakannya tidak sebanyak ikan patin yang begitu agresif. Selain itu, sifat ikan papuyu yang rakus dan pemakan segala, sehingga semua kotoran dalam kolam menjadi sumber makanannya dan tidak terlalu mengganggu sumber makanan ikan patin. Hal itu terlihat dari banyaknya kotoran setelah dipanen menjadi sedikit dibanding biasanya.
“Saya perhatikan, pergerakan ikan papuyu di dalam air juga bisa menghasilkan gelembung-gelembung udara, sehingga bisa menambah suplai oksigen dalam air di kolam dan membantu bagi pertumbuhan ikan patin,” imbuhnya.
Terkait pemasaran, menurutnya, penjualan ikan papuyu cepat laku. Apalagi ikan papuyu atau sebutan lainnya betik atau betok itu merupakan ikan yang sudah umum dikonsumsi oleh masyarakat lokal Kalimantan. Harga jual pun cukup tinggi. Ukuran A, harganya bisa mencapai 85 ribu hingga 100 ribu lebih per kilogramnya. Pengalamannya selama ini, dalam satu kali panen parsial atau sebagian ikan papuyu, hasil penjualan bisa mencapai Rp 900 ribu.
“Saya panen hanya sebagian yang ukuran up (besar) saja. Sisanya saya masukan lagi ke dalam kolam lain untuk dibesarkan lagi. Saya panen hitung-hitung untuk upah membersihkan kolam. Jadi tidak terlalu mengganggu modal budidaya ikan patin. Memelihara ikan papuyu dicampur dalam satu kolam bersama ikan patin pasti untung, sebab tidak ada biaya pakan dan pemeliharaan khusus. Hanya untuk biaya benih saja,” tegas Sulistiyo.