SAMPIT, radarsampit.com – Potensi ancaman bencana kabut asap kian meningkat. Amuk api yang melumat hutan dan lahan di sejumlah daerah di Kalimantan Tengah belum berhenti. Petugas pemadam harus berjibaku, bertempur dengan karhutla, berupaya sebisanya melokalisir bara agar tak semakin merajalela.
Di Kabupaten Kotawaringin Timur, kobaran si jago merah singgah di wilayah Desa Ubar Mandiri, Kecamatan Cempaga Hulu. Api mengobrak-abrik kebun warga sekitar dua hektare luasnya.
Lahan yang sudah tertanam kelapa sawit itu diduga sengaja dibakar oknum tertentu. Hal tersebut membuat petani merugi, karena bibit yang sudah tertanam sekitar setahun langsung ludes jadi abu.
”Kemarin ada sekitar dua hektare areal kebun di tempat kami yang terbakar. Anehnya, yang terbakar justru milik warga yang sudah jadi kebun kelapa sawit,” kata Sumiati, warga setempat.
Dia mengungkapkan, kebakaran setidaknya melahap sekitar 100 pohon sawit yang berusia satu tahun. Api bisa dengan cepat dipadamkan warga setempat meski dengan peralatan seadanya. ”Untung bisa dipadamkan semuanya. Kami bingung, bagaimana bisa ada api di kebun warga yang sudah tertanam. Kalau kami berkesimpulan itu memang sengaja dibakar, tapi yang melakukannya siapa kami tidak tahu,” ujar dia.
Menurut Sumiati, lahan di wilayah mereka memang selalu jadi langganan kebakaran, meski di sekitar wilayah itu ada perusahaan perkebunan. ”Sekitar dua pekan terakhir tidak ada hujan. Akibatnya, semak belukar mulai mengering dan ini sangat rawan terbakar. Puntung rokok dibuang saja sudah jadi api besar dan menghabiskan kebun masyarakat,” katanya.
Sumiati melanjutkan, tidak ada persiapan khusus maupun penanganan dari pihak terkait ketika kebun warga terbakar. ”Sudah peralatan seadanya, tenaga seadanya, makanya kalau kemarau berkepanjangan bisa jadi kebakaran ini meluas seperti tahun 2019 lalu yang banyak membakar lahan sehingga menyebabkan kabut asap,” katanya.
Sementara itu, di Kota Palangka Raya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya mencatat puluhan karhutla mengepung Ibu Kota Provinsi Kalteng tersebut. Luasannya mencapai 22,64 hektare dari lima kecamatan.