”Saya tahu saya dipekerjakan di tempat karoke, tapi saya tidak tahu di mana lokasinya. Saat sampai di lokasi, baru tahu itu di Km 12 Pasir Putih,” ungkap Salimar.
Salimar lalu diperkenalkan dengan muncikari yang mereka sebut Mami. Sebelumnya dia mengaku sudah pernah berkomunikasi melalui telepon dengan sang mami. Dari pembicaraan di telepom itu, sikap sang mami dinilainya sangat baik. Namun, penilaian itu langsung berubah total ketika dia bertemu secara langsung.
”Saat di telepon, saya dijanjikan macam-macam. Bakalan hidup enak, gaji gede. Kalau mau joget dan minum ditambah sawerannya Rp 500 ribu – Rp 8 juta dan meyakinkan saya kalau tugasnya hanya menemani tamu, bukan berhubungan intim. Saya memang ada pikiran negatif, tapi saya sudah terperangkap dan tak bisa berontak. Apa yang terjadi pada saya sangat memukul pikiran dan batin saya,” ujarnya.
Belum sepenuhnya melepas penat setelah perjalanan jauh, pintu kamar Salimar yang lokasinya berada di jalur 1, digedor-gedor sang mami. Dia dipaksa berpenampilan menarik dan seksi untuk menarik berahi lelaki dan melayaninya sampai puas.
”Saya dipaksa harus melayani tamu. Padahal itu saya baru sampai. Bahkan, sakit saja pintu kamar digedor-gedor dan diteriakin. Istirahat tidak menentu. Tak pernah bisa tenang. Saya tak bisa berontak selain menurut apa kata bos. Saya punya bos cewek yang saya kira baik, ternyata mulutnya sangat kejam,” ujarnya.
Meski demikian, kata Salimar, dia tak pernah mendapat kekerasan fisik dari sang Mami. Namun, ketika sakit, tak ada satu pun yang mau mengurusnya. Bagi bosnya, yang terpenting dirinya bisa mencari uang dengan memberikan tubuh untuk menjadi pemuas nafsu pria hidung belang.
Salimar mengaku merasakan lingkungan pekerjaan yang tak sehat dan kejam tanpa rasa kemanusiaan di tempatnya bekerja. Menurutnya, ada tujuh orang yang sudah berhasil kabur dari jeratan sang Mami. Dia merupakan salah satu di antaranya yang akhirnya berhasil meloloskan diri.
Dari pengamatannya selama terjebak menjadi pekerjaan seks komersial (PSK) di Pal 12, ada banyak perempuan yang didatangkan dari Jawa. Kebanyakan perempuan yang masih remaja.