”Kalau servisnya gak diragukan lagi. Mas pasti suka,” ujarnya sambil menggoda.
Fakta bahwa eks lokalisasi itu belum bersih dari bisnis haram juga diungkap Kirana (nama samaran), wanita penghibur yang sempat dibincangi Radar Sampit. Bahkan, dia mengaku terjerumus sampai masuk dalam dunia malam itu. Awalnya dia ditawari pekerjaan, namun ternyata pekerjaan itu jadi pemuas nafsu pria hidung belang.
Bakal Rutin
Irawati mengatakan, eks prostitusi Pal 12 tersebut diduga melibatkan anak di bawah umur Jawa. Hal itu yang menjadi alasan baginya mengungkap tempat praktik haram tersebut.
”Ke depan, kegiatan razia ini akan dilakukan seminggu sekali,” katanya.
Polda Kalteng sebelumnya telah mengungkap praktik perdagangan manusia yang melibatkan anak di bawah umur di lokasi itu. Hal itu dilakukan dengan penyamaran oleh petugas. Dirreskrimum Polda Kalteng Kombes Pol Faisal F Napitupulu mengatakan, pengungkapan praktik itu dilakukan setelah timnya mendapat informasi masyarakat.
Timnya kemudian menyamar menjadi pelanggan dengan memesan dua orang anak di bawah umur dengan cara mentransfer uang sebesar Rp 800 ribu ke rekening milik sang muncikari. Biaya itu merupakan pemesanan untuk dua orang, masing-masing Rp 350 ribu. Adapun muncikari mendapat Rp 100 ribu dari dua wanita yang jadi binaannya itu.
”Setelah ada kesepakatan, kami menemukan perempuan di bawah umur berinisial YY dan ZZ di sebuah tempat karaoke di Jalan Jenderal Sudirman Km 12, Kotim. Saat penggerebekan, langsung menangkap tersangka sebagai muncikari,” kata Faisal.
Muncikari yang diamankan adalah Kh (53), perempuan asal Banyuwangi, Jawa Timur. Polisi juga mengamankan dua PSK masih di bawah umur, yakni YY (16) dan ZZ (15), serta 12 wanita penghibur lainnya.
Sementara itu, pada razia Kamis malam lalu, tim gabungan menyasar lokasi lainnya dan berhasil menjaring seorang pekerja seks komersial (PSK) di kawasan jalan lingkar selatan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Perempuan berinisial Y itu kemudian digiring petugas untuk didata.
Perempuan itu ternyata menjadi langganan petugas saat razia dan sering terjaring. Dia mengaku melakukan hal itu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. (sir/ign)