Siswa SMPN 1 Sampit Implementasikan Kurikulum Merdeka

Pamerkan 60 Produk, Kuliner Khas Kotim Paling Diminati

smpn 1 sampit
PAMERAN PRODUK: Salah satu kelompok siswa menuai pujian dari Kepala SMPN 1 Sampit yang dapat mempresentasikan produk olahan berbahan rotan dengan baik, Kamis (29/9). (HENY/RADAR SAMPIT)

“80 persen siswa belajar, 20 persen siswa diajarkan praktik langsung. Guru membebaskan mereka berkarya dan berpikir kreatif, mengajarkan dan mengenalkan siswa berwirausaha dan mendidik siswa untuk lebih percaya diri dengan karya yang dibuatnya lalu mempresentasikan hasil karyanya,” ujarnya.

Menurutnya, siswanya memiliki bakat dan kreativitas yang tidak disangka dapat mereka lakukan menjadi karya yang menghasilkan.

Bacaan Lainnya

“Saya menguji siswa untuk mempresentasikan cara pembuatannya, semua produk yang mereka buat dikerjakan di sekolah tanpa bantuan orang tua dan guru hanya mengawasi dan membiarkan mereka bebas merdeka dalam belajar,” ujarnya.

Sebelum produk karya siswa dipamerkan, siswa menghadapi kegagalan yang berulang kali sampai akhirnya produk itu berhasil ditampilkan. “Saya menyaksikan sendiri anak-anak ada yang niat ingin membuat keripik kelakai malah menjadi bakwan kelakai. Saya tersenyum dibuatnya, mereka gagal tetapi tidak menyerah untuk mencoba lagi sampai berhasil. Penerapan P5 ini tidak hanya menuntut siswa berpikir kreatif, tetapi  juga mengajarkan tanggungjawab, kemandirian, kekompakan, dan semangat pantang menyerah,”ujarnya.

Baca Juga :  Di Sampit, Pasar Ramadan Tahun Ini Bakal Lebih Meriah

Maspa mengapresiasi semua produk karya siswa yang dipamerkan dengan memberikan stiker bintang kepada kelompok yang kreatif. “Selama ini kita menganggap anak-anak seusia mereka belum bisa berbuat, tetapi kita bisa melihat sendiri produk olahan makanan dan pembuatan rotan yang mereka buat itu luar biasa. Anak bapak-ibu hebat-hebat,” ujar kepada orang tua siswa yang juga turut hadir menyaksikan perayaan produk.

Maspa menyadari kegiatan ini memang memerlukan biaya. Namun, dengan adanya dukungan dan semangat para orang tua siswa kegiatan ini dapat terselenggara dengan lancar. “Saya berterima kasih dengan para orang tua, tanpa peran orang tua siswa, kegiatan ini tidak dapat terselenggara dengan maksimal, dukungan dan semangat dari orang tua sangat membantu menyukseskan kegiatan ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, Maspa mengatakan penerapan aksi P5 minimal dilaksanakan tiga kali dalam satu tahun ajaran. Rencananya, Oktober bulan depan, sekolah akan mengagendakan projek kedua bertemakan bangun jiwa dan raga. Para siswa akan melaksanakan senam, simulasi hidup sehat dan membuat yel-yel tentang menjaga pola hidup bersih.



Pos terkait