Solar Melimpah di Pengecer, Sering Kosong di SPBU

Sopir Truk Rela Antre Panjang Demi BBM Bersubsidi

Solar Di SPBU Sering Kosong Di Pengecer Melimpah,solar langka,solar,antre solar di SPBU pangkalanbun,pangkalanbun,berita pangkalanbun hari ini,radar sampit
ANTREAN TRUK: Antrean truk di Jalan Iskandar Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Senin (21/3) (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN, RadarSampit.com – Antrean Truk terlihat mengular di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Iskandar, Kelurahan Madurejo, Kecamatan Arsel, Kabupaten Kotawaringin Barat, Senin (21/3).

Para sopir rela mengantre berjam-jam untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bio solar bersubsidi. Antrean panjang tersebut terjadi karena para sopir truk sudah tidak mampu lagi membeli solar di eceran yang begitu mahal. Terlebih sebelum ini mereka mengaku sulit mendapatkan solar di sejumlah SPBU di Pangkalan Bun.

Bacaan Lainnya
Gowes

Antrean panjang di SPBU di kawasan Bundaran Pancasila Pangkalan Bun tersebut sudah terlihat sejak pukul 10.00 WIB pagi. Bahkan antrean sudah mencapai Bundaran Pancasila yang jaraknya ratusan meter dari SPBU.

Para sopir heran, karena seringkali solar kosong di SPBU sementara di pengecer, solar selalu tersedia dan dijual dengan harga lebih mahal.

Salah seorang sopir truk Fahmi mengaku bahwa mereka untung-untungan ikut mengantre untuk mendapatkan solar. Karena ia tidak mampu lagi membeli di eceran yang harganya sudah mencapai Rp230 sampai Rp245 ribu pergalonnya (setara 20 liter).

Baca Juga :  Ini Harga Daging Sapi Terbaru Dampak Merebaknya Wabah PMK

“Kadang tidak sampai 20 liter dalam satu galon, dengan harga semahal itu tentu tidak mampu menutupi harga satu reet pasir yang kami jual,” ujarnya.

Para sopir truk pengangkut pasir tersebut juga berucap bahwa bila kondisi tersebut terus berlarut, maka pihaknya akan menaikan harga pasir yang mereka jual.

Ia mempertanyakan apa yang menjadi kendala sehingga begitu sulit mendapatkan BBM jenis bio solar bersubsidi di SPBU, apakah karena kuotanya makin dikurangi atau ada hal lain.

Sopir lainnya, Wahyu mengeluhkan hal senada, ia dan para sopir lainnya merasa heran BBM jenis bio solar selalu tersedia di eceran, sementara di SPBU kerap kali kosong.

Untuk itu, ia meminta kepada instansi terkait untuk memantau dan melakukan pengecekan kuota BBM bersubsidi di setiap SPBU. Sehingga mereka tidak lagi sulit mendapatkan bahan bakar untuk operasional mereka.

Bila kondisi tersebut terus berlarut maka mereka akan menaikan harga jual pasir, meskipun konsekuensinya akan banyak masyarakat yang protes.



Pos terkait