Ia juga minta tolong tetangganya untuk menghubungi istrinya lewat telepon , namun juga tidak dijawab.
Karena kesulitan masuk rumah, akhirnya terdakwa masuk melalui jendela depan. Sesampainya di dalam rumah, istrinya keluar dari kamar dan menanyakan mengapa merusak jendela. Korban terus mengomel dan menyebut suaminya sebagai tukang rusak rumah.
“Hal ini membuat terdakwa emosi dan saat itu juga terdakwa mengambil pisau di dapur, terdakwa berjalan dengan cepat ke arah korban yang sedang berdiri di depan pintu kamar dalam rumah,” tuturnya.
Kemudian terdakwa langsung mengayunkan pisau ke arah badan korban secara berulang kali dengan cara menusuk di bagian dada sebanyak lebih kurang lima kali.
Saat itu korban sempat berteriak dan menghindar serta menggerakkan badannya karena kesakitan, akan tetapi terdakwa terus menusukkan pisau ke arah badan korban hingga mengenai tangan dan punggung korban sekitar 5 kali.
Setelah kira-kira 10 kali menusukkan pisau ke badan korban, korban terjatuh dengan posisi tertelungkup, lalu terdakwa menusukkan lagi pisau ke bagian punggung korban.
Terdakwa tidak mencabut pisau di punggung korban tersebut. Setelah melihat korban sudah tidak bergerak lagi dan mengeluarkan darah dalam jumlah yang banyak, terdakwa pergi meninggalkan korban dalam posisi terkapar dengan kondisi pisau yang masih tertancap di punggung korban.
Terdakwa kemudian mendatangi tetangganya dan mengatakan telah membunuh istrinya. Ia bahkan meminta tetangganya mengecek apakah istrinya masih hidup atau tidak. Ia juga minta diantarkan ke pospol untuk menyerahkan diri. (mex/yit)