Tak Hanya Tiket Mahal, Pengusaha Keluhkan Layanan Penerbangan Sampit Soal Ini

bandara haji asan sampit
MASIH AMAN: jalur udara melalui bandara Haji Asan Sampit berlum terdampak kabuta sap Karhutla. (dok Radar Sampit)

SAMPIT, radarsampit.com – Persoalan penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit tak hanya masalah mahalnya harga tiket. Sejumlah masalah lainnya menuai keluhan, terutama dari kalangan pengusaha, yakni jadwal penerbangan yang tak menentu dan jumlah maskapai yang terbatas.

”Ada beberapa pengusaha yang mengeluhkan layanan penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit. Jadwal penerbangan yang tidak menentu dan terbatasnya jumlah maskapai penerbangan tidak hanya memengaruhi perekonomian di Kotim, tetapi juga merugikan waktu, tenaga, dan biaya masyarakat Kotim yang ingin berurusan keluar kota,” kata Susilo, Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Kotim, Senin (27/2).

Bacaan Lainnya

Keberadaan Bandara Haji Asan Sampit, lanjutnya, semestinya dapat membantu masyarakat Kotim yang ingin bepergian keluar kota dengan cepat dan praktis. Namun, karena jadwal penerbangan yang tak menentu dan tidak semua melayani penerbangan setiap hari hingga terkadang dibatalkan, membuat masyarakat direpotkan melewati jalur darat dan memilih terbang melewati Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya.

Baca Juga :  Tanpa Sebab Jelas, Orang Ini Rusak CCTV Masjid

”Banyak investor yang mengeluhkan terkait pelayanan maskapai penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit. Padahal, ada lebih dari 60 karyawan PBS yang sering pulang pergi naik pesawat,” katanya.

Susilo memperkirakan penyumbang penumpang di Bandara Tjilik Riwut 50 persen berasal dari masyarakat Kotim. ”Penerbangan yang tidak menentu ini yang membuat masyarakat Kotim memilih terbang lewat Palangka Raya atau lewat Pangkalan Bun,” katanya.

Menurutnya, sarana transportasi udara, darat, dan laut menjadi faktor utama suksesnya perekonomian di Kotim. Peningkatan sarana transportasi, terutama rencana perpanjangan landasan pacu harus segera direalisasikan.

”Kotim ini bisa dikatakan segitiga emasnya Kalteng. Kotim ini kota perekonomian, pelabuhan, dan daerah perkebunan kelapa sawit terbesar se-Kalteng. Apabila itu tidak didukung dengan peningkatan infrastruktur, terutama peningkatan sarana transportasi khususnya pembenahan bandara, perekonomian di Kotim akan sulit berkembang,” ujarnya.



Pos terkait