Teliti Pengaruh Tour de France ke Tour de Singkarak, Endarman Saputra Raih PhD Sport Management di Lyon

Impikan Industri Olahraga Indonesia Berkembang seperti Eropa dan Amerika

Endarman Saputra
RAIHAN AKADEMIK: Endarman Saputra didampingi istri, Adek Damayanti, dan anak, Kautsar Adzka Satria Perkasa, setelah sidang disertasi di Lyon (15/1).

Endarman berangkat ke Prancis dengan beasiswa dari Proyek Advance Knowledge and Skills for Sustainable Growt in Indonesia (AKSI). Proyek tersebut didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI serta Asian Development Bank (ADB).

Dalam penelitian yang dia lakukan, pria 45 tahun itu menemukan bahwa gelaran Tour de Singkarak memang terinspirasi lekat dengan Tour de France. Gelaran yang kali pertama digelar pada 2009 itu berawal dari keinginan Bupati Solok, Sumatera Barat, saat itu, H. Gusmal, untuk lebih mengembangkan potensi wisata di wilayahnya.

Bacaan Lainnya

Gusmal saat itu mendatangi Kementerian Pariwisata di Jakarta. Dia meminta bantuan kementerian tersebut agar Kabupaten Solok yang memiliki danau indah bernama SIngkarak bisa lebih dikenal oleh warga indonesia maupun dunia.

Baca Juga :  Pemkab Kotim Siapkan Payung Hukum Cegah Konflik Sosial

Setelah melalui berbagai kajian, dipilihlah event balap sepeda seperti Tour de France untuk memperkenalkan Danau Singkarak. “Pertimbangan saat itu event ini lebih murah dibanding gelaran-gelaran olahraga lain semisal F1 atau MotoGP. Karena hanya butuh jalan yang bagus,” jelas Endarman.

Seiring berjalannya waktu, Tour de Singkarak terbukti sukses lebih mengenalkan wilayah tersebut di mata nasional dan Internasional. Dengan masuknya Tour de Singkarak dalam kalender resmi Kejuaraan Federasi balap sepeda dunia (UCI), para pembalap dari berbagai negara setiap tahun datang memperebutkan poin di event tersebut.

Endarman menambahkan, event tersebut juga sukses mengangkat perekonomian warga setempat. “Pengunjung wisata, perputaran ekonomi terus meningkat di sana sejak adanya acara tersebut,” ucap pria yang menyelesaikan studi S2 nya pada bidang Master of Science, Department of Leisure Sports, di Kyungpook National University, Korea Selatan, pada 2014 tersebut.

Suami Adek Damayanti itu menyebut Sport Management memang bidang keilmuan yang unik. Di dalamnya membahas aspek-aspek khusus beberapa bidang sekaligus. Mulai dari manajemen hingga industri olahraga.

Baca Juga :  Di Kalteng Hanya 30 Persen Lulusan SMA Melanjutkan Pendidikan

“Sporting event di era saat ini juga harus dikemas semenarik mungkin untuk menopang industri wisata agar menjadi sebuah acara sport tourism,” katanya.



Pos terkait