Dalam kacamatanya, salah satu perbedaan besar industri olahraga di Indonesia dengan di Eropa maupun Amerika saat ini terletak pada pelakunya. Di Eropa maupun Amerika, event olahraga saat ini seluruhnya telah ditangani swasta.
Sementara pemerintah setempat hanya sebagai fasilitator. Sedangkan di Indonesia, dia melihat beberapa event olahraga masih membutuhkan subsidi pemerintah.
Meski demikian, dia menyebut dunia olahraga Indonesia saat ini telah menuju industri olahraga modern. Kompetisi di beberapa cabang olahraga telah dikemas profesional.
Untuk itu, dia berharap pemerintah sebagai leading sector terus mendukung. Salah satu caranya dengan terus memperbanyak sumber daya manusia mumpuni dalam bidang tata kelola olahraga.
Karena itu juga, sepulang dari Prancis, Endarman berangan-angan bisa berkolaborasi dan mendirikan wadah para ahli sport management tanah air. Baik dari universitas, swasta, maupun profesional.
Endarman yang bakal balik ke tanah air pada akhir Januari ini tersebut menyebut Eropa sudah memiliki sebuah organisasi yang disebut European Association Sport Management. Di Amerika dan Asia pun juga sudah ada wadah serupa.
Di Indonesia yang ada adalah Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia atau Apkori. Juga, Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia. “Wadah organisasi perlu agar kontribusi kami yang menggeluti bidang ini lebih maksimal untuk tanah air. Ini memang tidak bisa dilakukan sendirian, butuh kolaborasi berbagai pihak,” ucap pria yang menyelesaikan studi S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga di Universitas Negeri Yogyakarta tersebut. (*/ttg)
