Teluk Pulai, Desa Terisolir Tanpa Akses Darat

Desa Terisolir
TERISOLIR: Suasana Desa Teluk Pulai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, belum lama ini.(ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

Ia merasa prihatin dengan masyarakatnya, bila ada yang harus dirujuk ke rumah sakit pada malam hari, biaya speed boat yang dicarternya mencapai Rp 2,5 juta atau dengan kelotok Rp1,5 hingga Rp2 juta. “Terkadang harus menunggu gelombang teduh dulu baru berangkat, itu yang membuat saya sedih dan terus berjuang untuk membuka akses jalan darat, karena dari Sekonyer dan Bedaun lebih dekat ke Kumai,” harapnya.

Ia berharap kepada pemerintah agar memperjuangkan akses jalan tembus tersebut, karena Desa Teluk Pulai ada kehidupan, ada manusianya, jangan ditinggalkan.

Bacaan Lainnya

Sementara itu Camat Kumai, Yudi Hudaya mengakui bahwa Desa Teluk Pulai merupakan salah satu desa terisolasi di wilayah administratifnya. Dan akses satu-satunya melalui laut.

Untuk akses jalan tembus menurutnya saat ini terus diusulkan, ia mengakui bahwa mekanismenya agak rumit, salah satunya izin pinjam pakai kepada Taman Nasional. “Kami usulkan, mungkin masih dibahas karena mekanismenya memang agak rumit ada izin pinjam pakai untuk Taman Nasional istilahnya di kerjasamakan atau kolaborasi, yang pasti kendala merujuk pasien ketika harus dirujuk, karena akses satu-satulnya melalui laut dan tergantung cuaca,” pungkasnya. (tyo/sla)

Baca Juga :  Jadi Lokasi Parkir Truk Ekspedisi, Jalan Matnoor Makin Sempit

 



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *