Ternyata Ini Penyebab Naiknya Harga Beras

harga beras
Operasi pasar menjadi pilihan masyarakat untuk mendapatkan beras dengan harga yang lebih murah. (SURYANTO/RADAR SURABAYA)

Lebih lanjut, kata Bayu, artinya kenaikan harga gabah dan beras membuat pengusaha berpikir dan mengurangi mengurangi pasokan ke ritel modern.

Ia menjelaskan jika harga gabah dan beras di sentra produksi telah melampaui HPP dan HET yang ditetapkan pemerintah.

Bacaan Lainnya

Contohnya saja Indramayu, harga GKP di petani telah mencapai level Rp 7.350 per kilogram. Kemudian, harga beras premium Indramayu mencapai Rp 15.475 per kilogram.

“Selain Indramayu, Banyumas dan Cilacap GKP nya mencapai Rp 8.500 per kilogramnya. Dan harga beras premiumnya mencapai Rp 15.000. Sedangkan untuk Sragen, Ngawi hingga Sidrag, Sulawasi Selatan GKP nya mencapai di atas Rp 8.000 dan beras premiumnya mencapai Rp 15.700,” ungkapnya.

Menurutnya, ini terjadi di seluruh sentra produksi indonesia untuk kualitas standar dan pemerintah menetapkan HET untuk beras premium adalah 13.900.

Baca Juga :  Bayar Ojol Pakai Uang Palsu, Hitler Diringkus

Sebanyak 80-90 persen pasokan beras di ritel modern disuplai dari produsen beras swasta. Keberadaan Bulog di ritel modern lewat beras SPHP hanya sekitar 9 persen.

Di sisi lain, lanjut Bayu, penyaluran beras SPHP ke ritel modern tidak bisa serta merta dilakukan Bulog tanpa permintaan dari peritel itu sendiri.

Pasalnya, beras SPHP merupakan beras yang berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) yang disalurkan menggunakan skema subsidi dengan harga penjualan sesuai HET beras medium Rp10.900 per kilogram.

“Kita gak bisa memberikan SPHP kalau tidak langsung diminta retail modern. Kita gak bisa masuk ke masing-masing gerai ritel, jadi harus lewat pusat distribusi ritel merek,” pungkasnya. (mus/nur/jpg)

 



Pos terkait