”Terkait pemilik lahan, kami masih belum mengetahui informasinya. Pelakunya juga belum diusut, karena kami belum punya penyidik. Kami hanya fokus konsentrasi memadamkan api saja bukan mencari siapa yang salah atas kejadian kebakaran yang terjadi,” kata Hawianan.
Hawianan mengimbau masyarakat agar tidak membakar lahan dengan cara membakar atau membuang puntung rokok di sembarang tempat yang dapat memicu kebakaran lahan.
”Beberapa hari ini cuaca cukup panas. Walaupun proses pemadaman siang ini sempat diguyur hujan, kebakaran lahan masih sangat rawan terjadi. Diharapkan masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar. Matikan puntung rokok dan jangan membuangnya sembarangan,” tegasnya.
Kepada masyarakat yang melihat kejadian kebakaran agar dapat segera melaporkan ke DPKP Kotim. ”Jangan sampai lambat dilaporkan. Sebab, apabila api sudah terlanjur merambat dan kobaran api semakin besar, proses pemadaman juga akan memerlukan waktu yang cukup lama, mengingat areal lahan di Kotim kebanyakan gambut,” ujarnya.
Terpisah, Kepala BMKG Kotim Stasiun Bandara Haji Asan Sampit Musuhanaya mengatakan, cuaca pada 1-2 Januari 2023 terpantau cerah berawan. Namun, pada tanggal 3-7 Januari 2023 cuaca di Kotim dan sekitarnya masih berawan dan berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
”Kotim saat ini masih masuk musim penghujan. Hanya saja, pada dasarian III Desember per tanggal 21-31 Desember 2022 curah hujan di wilayah Kotim berada di bawah normal,” kata Musuhanaya.
Dalam tiga hari terakhir, BMKG Kotim mencatat titik panas yang ditemukan di Kecamatan Cempaga sebanyak 1 titik pada tanggal 1 Januari 2023 dan Selasa (3/1) ditemukan enam titik yang tersebar di Cempaga sebanyak 2 titik, Seranau 2 titik, Baamang 2 titik.
”Tanggal 2 Januari 2023 hotspot terpantau nihil. Musim kemarau diprediksi sekitar Juli-Agustus. Kami tetap mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan,” katanya. (hgn/ign)