”Saat ini warga tidak bisa bekerja normal. Banyak aktivitas masyarakat terhenti. Ada 120 rumah dari 157 KK dengan total 548 jiwa yang terdampak banjir. Bantuan ini, bantuan yang pertama warga kami terima,” katanya.
Rendam 26 Desa
Sementara itu, banjir di Desa Palangan, Kecamatan Kotabesi terus meningkat hingga air mencapai 1 meter. Ketinggian air dikhawatirkan meningkat jika hujan terus terjadi di wilayah hulu, karena air kiriman pasti akan menyinggahi sejumlah desa di bantaran DAS Mentaya tersebut.
”Banjir terus meningkat. Apalagi kalau hujan terus terjadi, karena kiriman air pasti kena desa kami di Palangan,” kata Kepala Desa Palangan Anastasius Delik.
Delik menuturkan, sejumlah bantuan dari perusahaan dan pertambangan di wilayah itu mulai berdatangan. Kepedulian perusahaan dinilai sangat membantu warga setiap kali terjadi bencana. Pasalnya, kebun karet warga tidak bisa dipanen karena terendam banjir, sehingga warga tidak bisa bekerja dan memilih bertahan hidup seadanya.
”Besok juga ada lagi kiriman bantuan untuk warga kami yang dilanda banjir,” ujar Delik.
Sementara itu, data BPBD Kotim, banjir yang terjadi sejak dua pekan terakhir masih merendam 26 desa yang tersebar di empat kecamatan. ”Untuk wilayah hulu atau utara, sebagian sudah surut, seperti di Kecamatan Antang Kalang, Telaga Antang, dan Bukit Santuai. Tapi, ada juga kecamatan lain yang baru mulai dilanda banjir,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Rihel.
Rihel menuturkan, berdasarkan pendataan pada Kamis sore, banjir masih merendam 26 desa di empat kecamatan. Lokasinya, Kecamatan Mentaya Hulu 13 desa, Parenggean enam desa, Kotabesi enam desa, dan Telawang satu desa.
Ketinggian air bervariasi antara 50 cm – 1,5 meter dari jalan desa. Kondisi ini membuat banyak warga yang belum kembali ke rumah mereka dan memilih bertahan mengungsi di tempat kerabat. (hgn/ang/ign)