“Atap ruko aja sempat terbang diterjang angin kemudian jatuh ke bawah. Yang rusak bagian atapnya akibat diterjang angin kencang,” pungkasnya.
Sementara itu, peristiwa serupa juga terjadi di sebagian wilayah Kotim, terutama di Sampit pada hari yang sama. Angin kencang disertai hujan deras yang terjadi sekitar pukul 22.00 WIB, membuat suasana jalanan tampak mencekam. Suara gemuruh angin terdengar jelas.
”Hujannya mengerikan. Berbahaya jika berada di luar dalam kondisi seperti ini,” kata Faris, karyawan kafe di Sampit yang terpaksa menunda waktu pulang sampai hujan reda. Meski cuaca saat itu ekstrem, tak ada laporan pohon roboh atau ambruk seperti di Palangka Raya.
Sepekan sebelumnya, cuaca ekstrem juga melanda Sampit. Hujan deras mengguyur selama sekitar enam jam disertai angin kencang, Jumat (18/3). Hal tersebut berimbas pada meluapnya air dari saluran pembuangan. Sejumlah kawasan langsung dilanda banjir dadakan hingga merendam permukiman.
BMKG melalui websitenya memberikan peringatan dini potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan. Warga diminta waspada karena amukan alam tersebut bisa berdampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan lainnya. (daq/ign)