WASPADA!!! Ancaman Karhutla dan Kekeringan Kian Tinggi

ilustrasi karhutla
Ilustrasi karhutla. (M Faisal/Radar Sampit)

Radarsampit.com – Potensi terjadinya fenomena el nino semakin pasti. Bahkan, intensitasnya pun saat ini terus menguat. Hal tersebut juga diperburuk dengan adanya fenomena indian ocean dipole (IOD) yang saat ini juga menuju fase positif. Kombinasi dua fenomena tersebut dapat berdampak pada berkurangnya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia selama periode musim kemarau 2023.

”Bahkan, sebagian wilayah diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori bawah normal dan beberapa wilayah mengalami kondisi tidak ada hujan sama sekali, 0 mm/bulan,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Minggu (11/6/2023).

Bacaan Lainnya

Selain memicu kekeringan, minimnya curah hujan yang terjadi juga akan berpotensi meningkatkan jumlah titik api. Sehingga tentunya semakin meningkatkan kondisi kerawanan untuk terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Untuk itu, langkah-langkah strategis perlu dilakukan guna mengantisipasi dampak lanjutan. Utamanya sektor pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air. ”Situasi saat ini perlu diantisipasi agar tidak berdampak pada gagal panen yang dapat berujung pada krisis pangan,” ujar Dwikorita.

Baca Juga :  Polri Sampaikan Peduli Lingkungan, TNI Ajak Warga Cegah Karhutla

Sejumlah langkah strategis yang dapat dilakukan yakni dengan optimalisasi penggunaan infrastruktur pengelolaan sumber daya air seperti waduk, bendungan, embung, dan sebagainya untuk menyimpan air di sisa musim hujan agar dapat dimanfaatkan pada periode musim kemarau. Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko kekurangan air baik bagi kebutuhan masyarakat maupun untuk kebutuhan pertanian.

”Selain itu, upaya pencegahan karhutla juga harus digalakkan dibandingkan pemadaman karena langkah ini lebih efektif untuk menghindari dampak yang luas. Terutama di wilayah yang rawan terjadi karhutla,” bebernya.

Untuk mendeteksi titik panas atau hot spot, BMKG terus melakukan pemantauan menggunakan satelit. Jika terdeteksi adanya potensi karhutla maka secara resmi akan dikeluarkan peringatan dini.

Sementara itu, Plt Kepala Pusat Perubahan Iklim BMKG Fachri Rajab mengatakan, hasil pemantauan terhadap 699 zona musim (ZOM) hingga akhir Mei 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 194 ZOM di wilayah Indonesia sudah masuk periode musim kemarau dan 392 ZOM masih mengalami musim hujan. Sementara 113 ZOM lainnya merupakan wilayah yang mengalami kondisi basah atau kondisi kering sepanjang tahun.



Pos terkait