Wujud Impian Terpendam Bupati Kotim dari Tanah Suci

Terowongan Cahaya Sampit Jadi yang Pertama di Indonesia 

terowongan cahaya sampit
IKON BARU: Bupati Kotim Halikinnor didampingi Kepala Dinas Perhubungan Kotim Johny Tangkere meninjau pekerjaan pemasangan tiang PJU yang digadang-gadang menjadi ikon baru Kota Sampit, Kamis (3/11). (YUNI/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Tahapan pekerjaan pemasangan tiang lengkung penerangan jalan umum (PJU) di kawasan Jalan Tjilik Riwut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), masih terus berjalan. Jika pembangunan selesai, PJU tersebut nantinya laksana terowongan cahaya, yang diklaim jadi yang pertama di Indonesia.

”Bentuk tiang melengkung ini, cari saja di Indonesia belum ada. Yang ada di Indonesia pertama hanya di Kota Sampit. Masalah nanti ada yang meniru, silakan saja, tapi kitalah pionirnya,” kata Bupati Kotim Halikinnor saat meninjau pekerjaan pemasangan tiang lengkung, Kamis (3/11).

Bacaan Lainnya
Gowes

Halikinnor mengatakan, banyak tawaran yang masuk untuk bentuk tiang yang akan dipasang sebagai PJU di kawasan tersebut. Namun, tawaran itu hanya berupa tiang PJU pada umumnya, sementara dirinya ingin sesuatu yang unik dan berbeda dari tiang PJU yang sudah ada pada umumnya.

”Ini akan jadi gerbang masuk Sampit. Kalau penerangan biasa, pasang lampu sudah terang. Ini sesuatu yang berbeda, tidak hanya penerangannya saja, tapi keunikan masuk Kota Sampit. Ada sesuatu yang berbeda, itu yang saya inginkan,” tegasnya.

Baca Juga :  WASPADA!!! Uang Haram dari Narkoba Bisa Dipakai untuk Dana Politik

Munculnya ide pembangunan PJU lengkung yang digadang-gadang akan menjadi ikon baru Sampit itu berasal dari pengalaman Halikinnor saat menjalankan ibadah haji pada 2007 lalu. Saat itu dirinya melewati terowongan Mina yang penuh dengan penerangan.

Dari situ dirinya memimpikan suatu saat di Sampit juga bisa memiliki terowongan semacam itu. Namun, berupa terowongan cahaya, dengan menggunakan tiang melengkung, seperti yang sudah banyak terpasang.

“Ide ini muncul saat saya haji tahun 2007, waktu itu saya masuk terowongan Mina. Tapi terowongan Mina itu betul-betul terowongan, sedangkan ini khayalan saya, orang masuk Sampit laksana masuk terowongan cahaya,” katanya.

Bukan hal mudah untuk mewujudkan impiannya membangun terowongan cahaya sebagai gerbang masuk Kota Sampit. Apalagi tidak semua pabrik bisa membuat tiang dengan desain tiang melengkung seperti yang diinginkan.

”Kenapa ini agak terlambat pengerjaannya? Karena tiang ini. Mencari se-Indonesia, hanya satu pabrik di Jakarta yang bersedia membuat tiang melengkung ini,” ujarnya.



Pos terkait