Banjir Jilid II Landa Pangkalan Bun Dan Sekitarnya

Belasan Ribu Jiwa Merana, Bencana Terburuk Dalam 15 Tahun Terakhir

evakuasi warga kebanjiran
EVAKUASI: Korban terdampak banjir di Desa Kumpai Batu Bawah sedang dievakuasi ke tempat pengungsian, Sabtu (15/10) (Istimewa/Radar Pangkalan Bun)

“Sementara untuk ketinggian air yang masuk ke rumah warga bervariatif antara 30 centimeter sampai 50 centimeter, dan hampir seluruh rumah di KBB sudah terdampak banjir,” imbuhnya.

Pantauan di Kelurahan Raja Seberang, Tinggi Muka Air (TMA) dihitung dari atas permukaan tanah di tepi Sungai Arut sudah berkisar hampir 3 meter. Dan ketinggian air yang masuk ke rumah warga bervariatif antara 50 centimeter dan di rumah yang berada di tepi sungai sudah ada yang terendam hingga di atas 1 meter.

Menurut warga setempat, banjir kali ini merupakan banjir terburuk dalam 15 tahun terakhir, karena banjir besar sebelumnya yang terjadi setahun silam, ketinggian air tidak mencapai jembata Titian Mak Jambek di tepi Sungai Arut. Namun kali ini ada beberapa titik yang sudah tergenang.

“Dalam 15 tahun terakhir ini banjir terparah, sebelumnya tidak sampai segini tinggi airnya, ini baru limpahan dari satu sungai di DAS Lamandau, bagaimana jadinya kalau hulu Sungai Arut di Kecamatan Aruta juga meningkat debitnya, tentu tambah parah,” tutup Wisnu.

Baca Juga :  Terimbas PMK, Penjualan Daging Sapi Terjun Bebas

Untuk diketahui, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kotawaringin Barat juga telah merendam sejumlah ruas jalan protokol di Kota Pangkalan Bun, seperti di Jalan Ahmad Yani, Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Pangeran Antasari, dan Jalan Pra Kusuma Yudha.

Selain itu juga menggenangi permukiman di Kecamatan Kumai, namun informasi bahwa banjir dadakan tersebut telah dilakukan penanganan oleh BPBD Kobar dan saat ini sudah terbebas dari genangan air. (tyo/sla)

 

 



Pos terkait