Bencana Galunggung Membawa Berkah

Oleh: Bambang Suherman, S.P

bambang suherman
Bambang Suherman, S.P

Bulan Juni tahun 1984 kami sekeluarga berangkat ke Kalimantan Tengah ikut program Transmigrasi ke UPT Pangkalan Lada SP 5 (Desa Sungai Melawen) yang dulunya masuk Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah. Pada saat itu usia saya 13 tahun dan sudah duduk di bangku Sekolah Tehnik 1 STN Tasikmalaya Jawa Barat, namun ketika berangkat transmigrasi dengan kedua orang tua dan keluarga karena di lokasi transmigrasi tidak ada ST maka melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di UPT Sungai Rangit SP. 2 yang sekarang namanya Desa Bumi Harjo.

Saya anak pertama dari 6 (enam) bersaudara, dua laki-laki, empat perempuan. Berangkat transmigrasi tidak ada rencana sama sekali, namun karena saat itu terjadi bencana meletusnya Gunung Galunggung, sehingga ada program transmigrasi yang mengantarkan saya dan keluarga untuk hijrah ke Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Bacaan Lainnya

Saya menyelesaikan sekolah di bangku SMP tiga tahun walaupun harus berpindah pindah, yaitu pertama di SMP Perintis Sungai Rangit SP 2 Bumi Harjo kurang lebih 6 bulan dan selanjutnya sekolah di SMP Perintis Pangkalan Lada SP 2 Lada Mandala Jaya. Sekolah tersebut saya tempuh dengan berjalan kaki kurang lebih 8 Km jadi bolak balik 16 Km selama 2,5 tahun. Setelah itu lanjut sekolah ke Tingkat atas yaitu SMAN 2 Pangkalan Bun, perjuangan semakin berat karena saya harus pisah kedua orang tua dan adik-adik, SMA tersebut berada di kota Kabupaten dengan jarak dari rumah 35 kilometer.

Baca Juga :  Fenomena Penyebab Kenaikan Harga Jagung

Sekolah saya lakukan dengan cara bekerja sembari membantu untuk membiayai adik-adik yang harus sekolah juga karena kondisi orang tua tidak mampu, paling mampu hanya untuk mencukupi kebutuhan makan saja. Berterimaksih kepada pemerintah pada waktu itu orang tua saya diberi sebidang tanah 2 ha yang terdiri 0,25 ha pekarangan rumah, 0,75 ha Lahan Usaha satu dan 1 Ha lahan usaha dua, rumah dari kayu ukuran 6 X 6 meter kamar dua, wc di luar rumah, 1 sumur untuk 4 rumah.

Untuk logistik selama satu tahun diberi Jadup (Jatah Hidup) beras, minyak goreng, minyak tanah sabun cuci,sabun mandi, ikan asin serta peralatan pertanian dan bibit bibitan baik itu holtikutur maupun tanaman keras. Luar biasa program tersebut dalam rangka pemerataan penduduk di Indonesia serta untuk menciptakan lapangan-lapangan kerja baru khususnya dibidang pertanian.



Pos terkait