BERANINYA KEROYOKAN!!! Geng ”Cancut Peras” Ramai-Ramai Serang Satu Pelajar Sampit

Aksi penganiayaan sesama pelajar di Kota Sampit kembali terulang
PEMBINAAN: Sejumlah pelaku penyerangan terhadap seorang siswa SMA di Sampit mendapat pembinaan dari Polsek Ketapang, Rabu (22/12). (HENY/RADAR SAMPIT)

”Perbuatan mereka pasti akan kami berikan pembinaan secara tegas. Kami tidak ingin persoalan seperti ini terulang lagi,” ujar Darma yang ikut mendampingi siswa di Polsek Ketapang hingga sore hari.

Tak hanya Kepala SMAN 1 Sampit yang hadir, Kepala SMAN 2 Sampit dan perwakilan guru SMAN 3 Sampit juga ikut mendampingi siswa di Polsek Ketapang.

Bacaan Lainnya

Pantauan Radar Sampit, sembilan siswa diberikan pembinaan pihak kepolisian. Mereka diminta melepas pakaian dan berdiri di halaman kantor. Selanjutnya polisi mencecar mereka dengan sejumlah pertanyaan sebagai bentuk pembinaan.

Informasi dihimpun, dari sembilan pelaku, tiga di antaranya merupakan remaja putus sekolah. Enam lainnya menempuh pendidikan di berbagai sekolah di Sampit. Mereka tergabung dalam geng yang diberi nama ”Cancut Peras”.

Kapolsek Ketapang AKP Samsul Bahri mengatakan, pelaku hanya satu orang dan pelajar lainnya hanya ikut-ikutan menemani. ”Pelaku hanya satu dan sudah diamankan. Cuma teman-temannya juga ikut-ikutan. Mereka ini punya geng dan merasa punya jiwa korsa yang tinggi. Tak mau melihat temannya diolok, akhirnya salah satu teman dari yang diolok ini memukul korban,” katanya.

Baca Juga :  MIRIS!!! Satu Keluarga Gagal Mudik gara-gara Tiket Palsu

Atas kejadian tersebut, pihak kepolisian memanggil orang tua korban dan pelaku, serta pihak sekolah untuk dilakukan mediasi. ”Kalau ternyata dengan cara mediasi tidak ada jalan keluar dan harus menempuh jalur hukum. Tetapi, kami berharap kedua belah pihak bisa berdamai, karena mereka masih sekolah dan rata-rata masih 17 tahun ke bawah,” kata Samsul.

Mengenai kondisi korban, Samsul menambahkan, korban mengalami pendarahan di hidung dan dibawa ke rumah sakit. ”Hasil rontgen tidak ada tulang yang retak atau patah,” katanya.

Saat pemeriksaan, pihak kepolisian juga menemukan benda semacam jimat milik salah seorang siswa yang terlibat dalam aksi pemukulan. ”Benda itu katanya dari orang tuanya. Itu sudah kami amankan. Menurut keterangan salah satu siswa, itu dipakai untuk menjaga diri,” ujarnya.

Samsul meminta pihak sekolah melakukan pengawasan ketat, sehingga kejadian yang menimpa pelajar tidak terulang lagi. ”Ini tidak sekali terjadi. Sebelumnya pelajar SMP dikeroyok, sekarang pelajar SMA. Kami berharap agar kejadian ini bisa menjadi pembelajaran dan imbauan bagi seluruh pihak sekolah agar melakukan pengawasan lebih ketat terhadap siswanya,” tandasnya. (hgn/ign)



Pos terkait