Bidik Musang Pakai Senapan, Berujung Diancam, Motor Dirampas

Polisi Sebut Hanya Salah Paham

senapan-angin
Ilustrasi. (net)

SAMPIT, RadarSampit.com – Aparat Kepolisian Sektor Telawang dalam waktu dekat ini akan melakukan mediasi kesalahpahaman antarwarga, yakni Kadi S Engkak dan Loling beserta rombongan. Kesalahpahaman itu terjadi di salah satu gudang alat tambang Desa Kenyala, Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotim, Rabu (20/7) malam.

Saat itu, Kadi S Engkak yang sedang bertugas jaga malam tiba-tiba didatangi Loling beserta kawan-kawan, hingga diduga terjadi pengancaman.Karena takut, Kadi pergi meninggalkan lokasi untuk menyelamatkan diri. Sampai saat ini, Kadi tidak berani pulang ke rumahnya.

Bacaan Lainnya

”Jumat (22/7) ini insya Allah kami akan melakukan mediasi terhadap dua warga ini di Mapolsek Telawang,” kata Efendi saat dihubungi Radar Sampit, Kamis (21/7).

Kadi sebelumnya telah melaporkan kejadian tersebut kepada sejumlah pihak, baik kepala desa maupun kepolisian setempat. Selain diduga terjadi pengancaman, Loling dan kawan-kawan juga telah mengambil sepeda motor miliknya saat melarikan diri.

”Sepeda motornya sudah diserahkan kepada Mapolsek. Nanti, jika sudah dimediasi, kami akan sampaikan hasilnya seperti apa nanti,” kata Efendi.

Baca Juga :  Panen Massal Diadang Satpam, Ancam Bawa Massa Lebih Banyak

Terpisah, Karmanto selaku keponakan Kadi mengatakan, pamannya sembunyi lantaran tidak berani kembali ke rumah. Dia berharap aparat lebih tegas terhadap kasus pengancaman disertai perampasan yang dialami pamannya.

”Paman kami ini tidak pernah buat masalah di kampung. Tapi, kenapa sekelompok orang ini melakukan pengancaman serta perampasan terhadap paman kami,” kata Karmanto.

Menurut Karmanto, korban bekerja di PT Sari Ramin. Tugasnya menjaga sisa alat berat milik perusahaan. Di tengah perjalanan, tepatnya di muara Jalan Binjai, korban melihat Musang melintas. Kadi lalu memarkir motor dan mengeluarkan senapan angin.

Di saat bersamaan, muncul Loling yang mengira Kadi mengancamnya menggunakan senapan angin. ”Pelaku membentak dan mengajak korban duel, tetapi korban berusaha sabar dan menjelaskan yang sebenarnya, tetapi pelaku tidak mengindahkan. Pelaku buru-buru pergi pulang ke rumah,” kata Karmanto.



Pos terkait