Bikin Mewek, Seperti Ini Kisah Pembunuhan Anak Kandung di Sampit

pembunuhan anak 1
SADIS: Mr pelaku pembunuhan anak kandung saat dalam penagamanan petugas Kepolisian Resor Kotawaringin Timur. (Istimewa/Radar Sampit)

Radarsampit.com – Seorang ibu berubah menjadi malaikat maut dalam semalam. Nyawa anak semata wayang, dirampas dengan kejam. Tragedi kemanusiaan yang bakal sulit dilupakan.
==============
Tak ada suara mencurigakan dari kediaman Mr, menjelang malam itu, Rabu (8/6/2023). Jarum jam menunjukkan sekitar pukul 18.20 WIB. Lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman kilometer 3 normal seperti biasa. Sesekali truk besar melintasi ruas Trans Kalimantan Poros selatan tersebut.

Mr bersama putri semata wayangnya berusia enam tahun, tinggal di kios yang tak lagi jualan tersebut. Posisinya persis di pinggir jalan. Menyatu dengan sejumlah kios lainnya. Suami Mr bekerja di Tumbang Sangai, Kecamatan Telaga Antang, Kotim. Hanya sesekali pulang.

Bacaan Lainnya

Miska (nama samaran), tetangga Mr, senja itu dikagetkan dengan kedatangan orang tak dikenal. Setengah berteriak orang itu memanggilnya. Awalnya dia mengira orang tersebut pembeli yang ingin membeli makanan.

Rupanya, dia datang membawa kabar mengejutkan. Seorang perempuan sedang menggendong anak dengan kondisi bersimbah darah di tengah jalan.

Baca Juga :  Hakim Perberat Hukuman Pembunuh Kakak Ipar

Lokasinya persis di depan SPBU Jalan Jenderal Sudirman Km 3. Tepatnya di bawah tiang penerangan jalan umum (PJU). Jaraknya sekitar dua ratus meter dari Bundaran Balanga. Miska ketika itu tak menyangka perempuan tersebut tetangganya sendiri.

”Malam itu kami masuk rumah karena waktu magrib. Kaget ada orang memberi tahu kami, ada perempuan gendong anak dengan kondisi berdarah. Kami mengira perempuan ini korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kenapa tega suaminya meninggalkan istri dan anaknya di tengah jalan seperti itu?” ujar Miska.

”Awalnya kami tidak begitu mengenali wajahnya. Begitu tetangga lainnya, Mirna (nama samaran), di sebelah kami mendekat, langsung syok dan kaget. Tak menyangka ternyata perempuan itu tetangga kami sendiri,” tambahnya.

Miska sontak bertanya musabab Mr menjadi seperti itu. ”Kenapa kamu sampai membunuh anak?” katanya.
”Aku handak (mau) kumpul lagi dengan anakku di sana. Inya (dia) bulik am (sudah pulang),” jawab Mr dalam bahasa daerah dengan tatapan kosong. Tangannya masih mendekap anaknya yang terlihat sudah tak bernyawa.



Pos terkait