Bikin Mewek, Seperti Ini Kisah Pembunuhan Anak Kandung di Sampit

pembunuhan anak 1
SADIS: Mr pelaku pembunuhan anak kandung saat dalam penagamanan petugas Kepolisian Resor Kotawaringin Timur. (Istimewa/Radar Sampit)

Banyak yang mengira depresi yang dialami Mr karena masalah rumah tangga. Namun, Miska sebagai tetangga yang berjualan makanan ringan selama kurang lebih setahun ini, tak pernah melihat Mr dan suaminya bertengkar ataupun cekcok urusan rumah tangga.

”Suaminya kerja sebagai kuli bangunan di Sangai. Kadang-kadang pulang. Murni sudah tak jualan sembako lagi. Sepertinya rutin dikirimi suaminya uang. Kalau suaminya datang, kehidupan mereka akur. Tapi, kami juga tidak tahu apakah ada masalah dengan suaminya. Kami hanya melihat keseharian mereka di luaran saja. Kalau sampai ada masalah rumah tangga, kami tidak tahu. Tidak mau juga kami mengurusi rumah tangga orang,” ujar Miska.

Bacaan Lainnya

Menurut Miska, kabar tersebut sampai ke suami Mr yang langsung meluncur ke Sampit hari itu juga. Dia baru tiba sekitar pukul 02.00 WIB. Pria itu syok berat. Sampai-sampai dia tak mengenali lagi orang-orang dan kerabat di sekitarnya.

Baca Juga :  BUMDes Bersama LKD Mitra MHU Bagikan Ratusan Paket Bahan Pokok

”Orangnya terpukul berat menghadapi kenyataan anak kesayangannya meninggal dengan cara seperti itu. Suaminya juga tidak mengingat siapa-siapa kerabat yang dikenalinya,” ujarnya.

Kakek Mr, Sarip (nama samaran), menduga Mr menikam anaknya di kasur sebelum membawanya ke badan jalan. ”Di atas kasur itu banyak bercak darah berceceran,” ujar Sarip yang saat kejadian bersilaturahmi ke kediaman Miska.

”Herannya kami, tidak mendengar suara jeritan tangis anaknya. Dia ke jalan mungkin saja sengaja ingin mencelakakan dirinya sendiri, membunuh anaknya, lalu berharap ada pengendara yang menabraknya untuk mengakhiri hidupnya sendiri,” ujarnya.

Sehari sebelum kejadian tragis itu, Mr sempat meminjam parang dari saudaranya. Parang itu sudah diasah. Parang itulah yang digunakan membacok kepala anaknya berkali-kali hingga tempurung kepalanya pecah. ”Kami benar-benar tidak menyangka dia (Mr) melakukan itu ke anaknya sendiri. Anaknya padahal mau masuk sekolah tahun ini,” ujarnya.

Pihak keluarga merasa sangat terpukul menghadapi kenyataan tersebut. ”Kejadian ini membuat semua keluarga terkejut. Tak menyangka kenapa Mr sampai tega membunuh anaknya seperti itu. Kami juga enggan datang ke kantor polisi melihat kelakuannya,” ujarnya.



Pos terkait