BMKG Sebut Gempa Bawean Tidak Lazim, Terjadi di Daerah Low Seismicity

daryono
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono

Radarsampit.com – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar konferensi pers terkait gempa yang terjadi perairan bagian timur Tuban dan juga cukup dekat dengan Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

BMKG mencatat dampak wilayah yang terasa gempa bertambah. Gempa tersebut merupakan gempa tektonik yang merupakan gempa kerak dangkal.

Bacaan Lainnya

Bukan hanya di kawasan Jawa Timur yakni Surabaya, Gresik, dan sejumlah kawasan pantai utara Jatim, gempa juga dirasakan di dua pulau lainnya yakni Madura dan juga Kalimantan.

”Hingga pukul 20.00 WIB, BMKG mencatat ada 64 kali gempa,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam konferensi pers secara daring melalui zoom, Jumat (22/3/2024) malam.

Daryono menyebutkan, dari analisis BMKG, titik gempa yang terjadi pada gempa pertama dan gempa kedua hanya berjarak 15 kilometer. Untuk gempa kedua lebih dekat dengan Bawean. Sedangkan untuk gempa pertama lebih jauh dari Bawean

Baca Juga :  Tuban Kembali Diguncang Gempa, Getaran Makin Terasa di Sampit dan Pangkalan Bun Kalimantan Tengah

”Mengamati hasil analisis BMKG bahwa dua gempa signifikan itu berbeda epicenternya. Tapi sebenarnya serangkaian gempa. Pertama 5,9 M pukul 11.22 WIB, di laut dengan jarak 37 kilometer arah barat Pulau Bawean. Gempa kedua 15.52 WIB dengan 6,5 M di laut dengan 35 km arah barat Pulau Bawean. Gempa kedua lebih dekat dengan Pulau Bawean,” terang Daryono.

Dia mengungkapkan, peningkatan magnitude gempa itu bisa dipengaruhi dari jenis batuan di titik gempa. Daryono memastikan tidak semua gempa memengaruhi sesar-sesar di sekitar epicenter.

Daryono juga menyebut bahwa BMKG semacam mendapat surprise (kejutan) dengan gempa tersebut. “Melihat yang terjadi di Bawean BMKG seperti mendapat surprise dan dalam kutip ini tidak lazim, rentetan dua gempa dengan kekuatan 5,9 dan 6,5 terjadi di kawasan low seismicity dengan tingkat kegempaan rendah, namun ternyata terjadi gempa dengan kekuatan merusak,” lanjutnya.

Tak hanya itu pihaknya juga menegaskan bahw BMKG belum bisa memprediksi gempa, bahkan belum ada peralatan dan juga ilmu untuk memprediksi kapan terjadinya gempa secara pasti.



Pos terkait