Bupati Harap Bisa Duduk Bareng dengan Menteri Nadiem Bahas Sengkarut PPDB

ilustrasi ppdb
Ilustrasi PPDB. (jawapos.com)

Presiden Joko Widodo akhirnya komentar terkait PPDB. Jokowi menegaskan pentingnya mengutamakan kepentingan anak-anak Indonesia untuk dapat mengenyam pendidikan di sekolah. Menurut Kepala Negara, pemerintah baik pusat maupun daerah harus memastikan anak-anak mendapatkan kesempatan tersebut.

”Anak-anak kita harus diberikan peluang seluas-luasnya untuk memiliki pendidikan yang baik dan setinggi-tingginya,” ucapnya usai meresmikan jalan tol ruas Bengkulu-Taba Penanjung di Gerbang Tol Bengkulu-Taba Penanjung Provinsi Bengkulu, kemarin (20/7).

Bacaan Lainnya

Terkait sejumlah permasalahan PPDB tahun ini, Jokowi menyatakan bahwa hal tersebut terjadi di semua daerah. Namun demikian, dia mendorong agar permasalahan itu dapat diselesaikan dengan cara yang baik.

”Masalah lapangan selalu ada di semua kota, kabupaten, maupun provinsi ada semuanya, tapi yang paling penting diselesaikan baik-baik di lapangan,” ujarnya.

Anggota Komisi X DPR RI Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan, masalah zonasi PPDB merupakan persoalan klasik. Pemerintah selalu membuat kebijakan dengan tidak berbasis survei, dan kajian akademik.

Baca Juga :  Rekomendasi 4 Negara Bebas Visa yang Menarik Dikunjungi

Akhirnya muncul banyak masalah. Salah satunya masalah zonasi yang menyebabkan  masyarakat berperilaku buruk dan terpaksa melakukan pembohongan-pembohongan ketika ingin menyekolahkan anak mereka.

Menurut politisi PPP itu, zonasi lahir disebabkan karena pendidikan di Indonesia yang belum merata. Masih terjadi kesenjangan, dan adanya sekolah favorit yang banyak diminati para siswa.

”Jumlah itu (sekolah favorit, red) kan kecil sekali dibanding sekolah-sekolah yang standar,” ucapnya saat acara diskusi di Media Center DPR RI, kemarin (20/7).

Dia mengatakan, sistem zonasi belum bisa menghasilkan dampak yang maksimal terhadap aturan Permendikbud Nomor 1 Tahun 2021 tentang PPDB, yaitu bagaimana para siswa bisa mengakses pendidikan lebih mudah.

Illiza mengatakan, masalah zonasi tidak sama di semua daerah. Kasus yang terjadi berbeda-beda. “Kami harap kasus yang terjadi, seperti manipulasi datang tidak menular ke tempat yang lain. Itu akan menjadi evaluasi bersama,” paparnya.



Pos terkait