Cuaca Panas Ekstrem Landa Asia Tenggara

Filipina Liburkan Sekolah, Petani Vietnam Mengeluh Kelelahan

cuaca panas
cuaca panas ilustrasi (jawapos)

MANILA – Cuaca panas ekstrem melanda berbagai belahan dunia. Di Asia Tenggara, gelombang panas di Filipina dan Vietnam membawa dampak bagi masyarakat.

Di Filipina, pemerintah meniadakan kelas tatap muka pada Jumat (5/4/2024) akibat cuaca panas yang melanda. Dilansir dari Agence France-Presse (AFP), Departemen Pendidikan Filipina menyebut bahwa 5.288 sekolah beralih ke pembelajaran daring. Hal itu berdampak pada 3,6 juta siswa.

Bacaan Lainnya
Gowes

Maret, April, dan Mei biasanya merupakan bulan terpanas dan terkering di negara kepulauan ini. Namun, kondisi itu diperburuk oleh fenomena cuaca El Nino. Banyak sekolah yang tidak memiliki AC sehingga siswa kepanasan di ruang kelas yang berventilasi buruk dan penuh sesak.

’’Bahkan, siswa saya yang paling cerdas pun tidak berminat menjawab pertanyaan karena cuaca sangat panas,’’ kata seorang guru bernama Mayette Paulino.

Beberapa sekolah telah mengurangi jam pelajaran untuk menghindari pengajaran pada waktu-waktu terpanas dalam sehari.

Indeks panas di Filipina diperkirakan akan mencapai tingkat bahaya 42 derajat Celsius hingga 43 derajat Celsius di beberapa wilayah di negara itu pada Jumat. Di ibu kota Manila, indeks panas diperkirakan mencapai 40 derajat Celsius.

Baca Juga :  Warga Baamang Sampit Nyaris Tewas saat Pasang Baliho Caleg

Vietnam pun mengalami kondisi serupa. Dilansir dari Voice of America (VoA), gelombang panas mengancam mata pencaharian petani setempat. Situasi itu juga memperburuk kondisi lingkungan di wilayah Delta Mekong.

Para petani maupun pekerja musiman menyebut bahwa cuaca panas menyebabkan kondisi yang sangat melelahkan dan mengurangi hasil panen.

Gelombang panas itu dipicu oleh pola cuaca El Nino yang mengakibatkan kondisi lebih panas dan kering di Vietnam. Vo Quang Tuong, dosen di Universitas Terbuka Kota Ho Chi Minh yang berspesialisasi dalam hidrologi, mengatakan bahwa El Nino diperkirakan akan memperburuk cuaca ekstrem.

’’Membuat peristiwa iklim seperti gelombang panas, banjir, dan kekeringan,’’ jelasnya kepada VoA.

Dilansir dari VietnamPlus, awal bulan ini, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh telah memberi arahan untuk mengambil kebijakan guna mengatasi gelombang panas, kekeringan, kekurangan air, dan intrusi air asin yang melanda beberapa daerah saat ini.



Pos terkait