Dekat dari Perkotaan, Warga Lima Desa di Kotabesi Belum Nikmati Listrik

listrik
Ilustrasi. (net)

SAMPIT – Berada di wilayah yang tidak jauh dari pusat kota tidak menjamin seluruh desa dapat menikmati listrik. Di Kecamatan Kotabesi, misalnya, meskipun jarak tempuh dari Kota Sampit hanya sekitar 30 menit melewati jalur darat, masih ada beberapa desa yang belum teraliri listrik.

Camat Kotabesi Ninuk Muji Rahayu sebelum pelantikan mengatakan, ada lima desa yang belum belistrik, di antaranya Desa Simpur sebanyak 121 KK, Desa Soren sebanyak 150 KK, Desa Pamalian sebanyak 250 KK, Desa Rasau Tumbuh sebanyak 300 KK, dan Desa Hanjalipan dengan jumlah KK sebanyak 438 KK.

Bacaan Lainnya

”Lima desa itu sudah puluhan tahun tidak pernah menikmati listrik dan paling banyak penduduknya di Desa Hanjalipan. Penerangan malam hari warga menggunakan genset, lampu lentera, atau lilin,” kata Ninuk.

Ninuk mengaku prihatin dengan masyarakat perdesaan yang hanya mengandalkan lampu teplok atau lampu lentara untuk penerangan pada malam hari. Di akhir masa jabatannya sebagai Camat Kotabesi, Ninuk telah berupaya mengajukan usulan dan berkoordinasi dengan PT PLN di Palangka Raya untuk menerangi Desa Simpur dan Soren.

Baca Juga :  PLN Lakukan Gerakan Akselerasi Eksekusi Serentak

”Saya masih punya beban tanggung jawab yang masih harus saya tuntaskan. Tahun ini lagi diupayakan Desa Simpur dan Soren masuk jaringan listrik PLN. Kamis lalu, selesai pelantikan saya menemui Manager Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenaglistrikan (UP3K) Palangka Raya untuk menindaklanjuti terkait pembukaan jaringan listrik masuk desa,” kata Ninuk yang dilantik dan menduduki jabatan sebagai Inspektur I, Kamis (16/9) lalu.

Dari hasil pertemuan tersebut, pihak desa diminta membuat peta dan meminta surat pernyataan warga yang tanahnya dipakai untuk pemasangan tiang listrik. ”Kades Simpur dan Soren diminta membuat peta dan buat surat pernyataan warga. Karena untuk pemasangan tiang listrik di atas tanah warga tidak ada biaya ganti rugi. Insya Allah, saya bantu kades untuk menyosialisasikannya ke masyarakat. Rencananya Rabu ini akan ada pertemuan lagi dengan PLN,” katanya.

Ninuk menambahkan, penderitaan masyarakat desa tak hanya persoalan listrik. Masyarakat desa juga mengalami kesulitan masih kesulitan memperoleh sinyal jaringan seluler.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *