Namun, di sisi lain, kata Desliana, masyarakat juga harus memahami puskemas tidak hanya melayani masyarakat umum. Namun, lebih memprioritaskan layanan vaksin kepada lansia, tenaga pendidik, pelayan publik, pedagang, dan penerima vaksin tahap dua.
”Sebenarnya masyarakat umum itu belum waktunya divaksin, karena kami sudah membuat jadwal yang harus segera dituntaskan dan diprioritaskan. Mulai dari guru, tenaga kebersihan 120 orang, pertamina 100 orang, penerima tahap dua lansia, dan sebagiannya masyarakat umum. Ini kami atur lagi. Memang tidak bisa full melayani semua masyarakat umum, tetapi dibagi-bagi lagi kepada warga yang masuk dalam prioritas,” katanya.
Kendati demikian, adanya persyaratan yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng yang mengharuskan wali murid wajib divaksin, membuat warga kian antusias ingin segera divaksin.
”Sebenarnya masih ada pilihan lain apabila vaksin tidak tersedia. Dalam poin tiga itu dijelaskan, apabila vaksin kosong atau belum tersedia, wali murid dapat meminta surat keterangan dari pihak layanan kesehatan dengan keterangan vaksin belum tersedia,” ujarnya.
Sebelumnya, pihaknya telah menerapkan sistem pendaftaran kepada warga yang berniat ingin divaksin. Namun, ternyata warga yang telah mendaftar sehari sebelumnya datangnya terlambat. Sedangkan warga yang datang lebih pagi jumlahnya lebih banyak.
”Antusiasnya warga yang ingin divaksin begitu banyak. Sistem pendaftaran tidak efektif dijalankan, sehingga kami berencana melakukan evaluasi layanan terhadap pemberian vaksinasi,” ujarnya.
Desliana mewakili seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Baamang II menyampaikan permintaan maaf apabila selama ini belum bisa memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
”Ke depannya kami akan memberikan pelayanan lebih baik dan akan memberi informasi terkait layanan vaksinasi kepada masyarakat,” tandasnya. (hgn/ign)