DLH Kotim Bakal Uji Kepatuhan Pabrik Sawit

Terkait Dugaan Pencemaran di Sungai Sampit

Ambil sampel air
AMBIL SAMPEL: Tim Laboratorium Lingkungan Hidup Kotim mengambil sampel air Sungai Sampit di Desa Natai Baru, Selasa (6/6). (YUNI/RADAR SAMPIT)

Dalam dua hari itu pihaknya melakukan kunjungan ke empat PKS yang beroperasi di kawasan tersebut, yakni PT Globalindo Alam Perkasa (GAP), PT Agro Bukit, PT Sapta Karya Damai (SKD), dan PT Mustika Sembuluh. Itu dilakukan untuk duduk bersama mencari solusi dari permasalahan.

”Kepada PKS tersebut kami infokan bahwa hasil uji lab yang akan kami kirim Unilab Jakarta. Kemungkinan hasilnya akan kami peroleh paling lambat satu bulan. Apakah hasilnya melampaui ambang batas toleransi itu, nanti akan kami lihat,” katanya.

Bacaan Lainnya

”Tapi, yang pasti masyarakat yang terdampak ini harus diperhatikan oleh PKS yang bersinggungan dengan Sungai Sampit. Sebelum menjadi sesuatu yang menimbulkan gejolak yang lebih besar,” tambahnya.

Sambil menunggu uji sampel yang memakan waktu cukup lama itu, melalui camat setempat dan Wakil Bupati Kotim Irawati, dalam waktu dekat akan mencoba melakukan mediasi antara antara perusahaan dengan masyarakat yang terdampak, sehingga diharapkan masalah ini tidak terlalu menjadi beban bagi masyarakat.

Baca Juga :  Banding Ditolak, Marcos Tuwan Kasasi

”Kami akan mengadakan mediasi, mendengarkan harapan masyarakat yang terdampak, sehingga tidak menimbulkan sesuatu yang lebih serius, karena Sungai Sampit ini sangat panjang dan warga kita ada lima desa yang berhubungan dengan Sungai Sampit,” jelasnya.

Dia menambahkan, air Sungai Sampit merupakan satu-satunya sumber air tawar untuk PDAM. Apabila sungai itu tercemar, akan menimbulkan dampak lingkungan yang tidak baik, seperti tidak layak konsumsi dan tidak layak digunakan untuk mandi dan lain sebagainya.

”Sambil berproses, kami berharap perusahaan merespons baik harapan masyarakat dan keinginan kami, setidaknya mereka harus memperbaiki seandainya ada kesalahan prosedur atau ada kelalaian, maka kami akan berikan batas waktu,” katanya.

Saat ditanyakan perusahaan mana yang lebih cenderung dekat dengan Sungai Sampit, Joni menuturkan, hampir semua perusahaan dekat dengan sungai tersebut. Pihaknya juga masih menduga-duga apakah kematian ikan-ikan itu dampak dari limbah perusahaan yang masuk ke aliran Sungai Sampit atau bukan.



Pos terkait