Dua Tahun Merugi, Pedagang Kurma Tak Jera

Semarak bulan suci Ramadan 1443 Hijriah semakin terasa
BUAH MUSIMAN: Beragam jenis dan merek buah kurma yang dijual di Jalan RA Kartini mulai ramai diminati pembeli, Sabtu (26/3). (HENY/ RADAR SAMPIT)

“Pesannya baru dua minggu lalu, saya khawatir juga kalau pesannya jauh-jauh hari barangnya tidak fresh sampai ke pelanggan,” katanya.

Di samping itu, tahun ini dia juga tak berani memesan dengan jumlah banyak. Pasalnya, selama dua tahun terakhir dia merugi hingga puluhan juta.

Bacaan Lainnya

“Dua tahun terakhir selama pandemi Covid-19, jualan kurma banyak terbuang. Biasanya saya modal beli kurma menghabiskan Rp 150 juga – Rp 200 juta. Tahun 2020 modal sekitar Rp 200 juta, kerugian sekitar Rp 30 juta, tahun 2021 modal Rp 150 juta kerugian sekitar Rp 20 juta,” ucapnya.

Meski demikian, Edi tak merasa jera untuk tetap berjualan kurma dan kismis, kacang arab serta aneka buah lainnya seperti buah apel, naga, mangga, salak, jeruk, pisang, melon dan semangka.

“Mau enggak jualan, ya gimana. Rejeki saya dari jualan buah ini. Alhamdulillah sudah 7 tahun jualan buah di Sampit saya bisa membeli rumah, beli tanah, sampai umroh dari hasil jualan buah,” ucap pria asal Bukit Tinggi, Padang, Sumatera Barat ini.

Baca Juga :  Tak Jelas sampai Ada Pedagang Bangkrut, Pertanyakan Hasil Audit Pasar Mangkikit

Menurutnya, kerugian berusaha itu sudah menjadi risiko berdagang. Namun, dia meyakini, masih bisa terus bertahan berjualan aneka buah.

“Kota Sampit ini kota yang perekonomiannya cukup maju, asal ada niat mau bekerja nyari rejeki di Sampit itu mudah. Kota Sampit ini kota perantauan paling lama saya tinggali. Saya merantau sampai Korea, Papua dan kota lainnya tidak sampai 2-3 tahun. Di Sampit ini betah sampai jalan tujuh tahun,” ungkapnya.

Dalam sepekan terakhir, peminat buah kurma sudah lumayan banyak yang membeli. “Belum masuk Ramadan sudah ada yang beli. Kebanyakan dari sawitan, dari Parenggean dan dari kecamatan atas wilayah utara Kotim. Kadang ada yang beli 3 kotak sampai 5-7 kotak,” katanya.

Selain Edi, pedagang kurma juga mulai terlihat memajang dagangannya seperti di Jalan S Parman sekitar Taman Kota Sampit, Jalan Gatot Subroto dan Jalan MT Haryono serta swalayan lainnya. (hgn/yit)



Pos terkait