Gempuran Gembong Narkoba di Kalteng Kian Kencang, Penangkapan Pengedar Mendominasi, Bandar Minim

tersangka narkoba
DIDOMINASI PENGEDAR: Aparat Polda Kalteng mengiring sejumlah budak sabu hasil tangkapan di sejumlah wilayah Kalteng, Senin (12/12). (DODI/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA, radarsampit.com – Gencarnya pemberantasan narkotika yang dilakukan aparat kepolisian, tak membuat para gembong mengendurkan bisnis haram. Sebaliknya, gempurannya kian kencang dengan terus memasok narkoba, terutama sabu ke seluruh penjuru Bumi Tambun Bungai.

Berdasarkan data Polda Kalteng, selama 2022 sampai November, jumlah perkara narkoba yang diungkap sebanyak 658 kasus dengan jumlah tersangka 820 orang. Barang bukti yang diamankan berupa ekstasi 735 butir, sabu 33,12 kg, ganja 96,23 gram, tembakau gorila 12,87 gram, karisoprodol 7.926 butir, dan obat daftar G 20.701 butir obat.

Bacaan Lainnya
Gowes

Peningkatan drastis terlihat dalam pengungkapan kasus pada November. Direktur Reserse Narkoba Polda Kalteng Kombes Pol Nono Wardoyo, Senin (12/12), mengungkapkan, selama Oktober pihaknya mencatat 11 kasus narkotika dengan tersangka 13 orang dan barang bukti ekstasi 15 butir, sabu 489,2 gram, obat daftar G 3.241 butir.

Baca Juga :  Pecandu Kalteng Capai Enam Ribu Lebih, BNNP Tangkap Tiga Budak Narkoba

Total se-Kalteng yang diungkap sebanyak 47 kasus dengan tersangka 59. Adapun barang buktinya berupa ekstasi 16 butir, sabu 922,85 gram, dan obat daftar G 7.814 butir. Polda Kalteng tercatat paling banyak mengungkap, disusul Polres Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, dan Palangka Raya.

Gencarnya pengungkapan selama Oktober ternyata tak membuat peredaran barang haram itu menurun. Pada November jumlah perkara narkoba yang diungkap sebanyak 42 kasus, dengan jumlah tersangka 49 orang.

Meski jumlah perkara dan tersangka menurun, barang bukti yang diamankan melonjak drastis pada jenis sabu, yakni sebanyak 2,3 kg, disusul ekstasi 38 butir, karisoprodol 1.972 butir, dan obat daftar G 5.000 butir.

Menurut Nono, pada tersangka kasus narkoba berasal dari beragam latar belakang yang didominasi pengedar dengan jumlah 769 orang. Sebanyak 689 laki-laki dan 77 perempuan. Rentang usianya 17 – 50 tahun lebih. Paling banyak usia 31-40 tahun.

”Untuk profesi paling banyak wiraswasta. Ada juga mahasiswa, oknum Polri, PNS, pedagang, ojek, buruh, nelayan, pengangguran, hingga narapidana,” katanya.



Pos terkait