”Sudah setahun ini persoalan BSL dengan Desa Tumbang Ramei. Kami hanya berharap persoalan ini segera selesai. Pemerintah daerah yang sudah turunkan tim bisa memberikan keputusan apa yang diambil pemerintah daerah,” kata Wandi.
Wandi mengungkapkan, dalam persoalan itu pihaknya sudah berkorban banyak, mulai dari materi, waktu, dan lainnya. Perjuangan yang mereka lakukan sejatinya untuk kepentingan masa depan daerah.
”Kalau kami ini berbicara untuk kepentingan pribadi, untuk dapat uang, sudah dari kemarin kami berhenti memperjuangkan hutan di wilayah kami, tapi kami punya tanggung jawab untuk masa depan, cucu, cicit kami nanti agar tetap bisa hidup merdeka, tidak hidup dalam HGU perusahaan,” katanya. (ang/ign)