Hampir 24 Jam Kegiatan Santri Diisi Ibadah dan Kegiatan Bermanfaat

Melihat Aktivitas Pondok Pesantren selama Ramadan (5)

pondok pesantren
ILUSTRASI PENGAJIAN: Para santri mengisi kegiatan dengan melakukan pengajian dibimbing seorang ustaz. (ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)

Kegiatan para santri di Pondok Pesantren AL-Marhamah Putra, Kabupaten Kotawaringin Timur, dimulai sejak pukul 03.00 WIB. Para santri sudah harus bangun untuk melakukan ibadah, mendekatkan diri pada Yang Kuasa.

YUNI PRATIWI ISKANDAR, Sampit

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Pondok Pesantren AL-Marhamah Putra berlokasi di Jalan Tjilik Riwut Km 8, Sampit. Pada 7 Juli 2019, Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran hadir langsung untuk meresmikan panti asuhan dan pondok pesantren yang lebih dikenal sebagai Pondok Pesantren Almarhum Guru Chairul itu.

Pada beberapa kali kesempatan, Radar Sampit sempat berkunjung ke pesantren tersebut. Kunjungan bisa dilakukan seminggu tiga kali, pada Selasa, Kamis, dan Minggu.

Selasa dan Kamis merupakan waktu kunjungan orang tua atau kerabat santri. Bisa dilakukan setelah salat Ashar atau sekitar pukul 15.30 WIB – 17.00 WIB. Sedangkan pada Minggu, waktu kunjungan berlangsung cukup panjang, pada 08.00 – 17.00 WIB.

Pesantren menyediakan ruangan khusus bagi keluarga santri. Di ruangan itu, para santri bertemu orang tua atau keluarga untuk saling melepas rindu dan bersenda gurau. Umumnya mereka membawa makanan untuk dinikmati bersama, sambil mendengarkan cerita para santri selama di pondok.

Baca Juga :  Bapak-Anak Pengasuh Ponpes Cabuli Belasan Santriwatinya

Ada momen mengharukan ketika orang tua bertemu buah hatinya. Tak sedikit mereka tak kuasa membendung air mata saat bertemu putranya. Memeluk dan menciumi pipi sang putra.

Ada pula santri yang tersipu malu saat bertemu orang tua dan keluarga mereka. Walaupun kelihatannya malu-malu, mereka tampak senang dikunjungi. Apalagi orang tua membawakan makanan kesukaan mereka atau barang yang mereka pesan.

Para santri pondok memang tidak diperkenankan membawa gawai atau telepon genggam. Mereka tetap bisa menghubungi orang tua jika ada hal yang harus disampaikan atau ada sesuatu yang mereka perlukan.

Santri bisa meminjam ponsel milik ustaz asuh di kamar mereka masing-masing untuk menghubungi orang tua atau sekadar berkirim pesan. Misalnya, meminta dibawakan keperluan atau kebutuhan lainnya. Pesanan tersebut akan dibawa orang tua saat kunjungan atau dititipkan ke petugas piket harian.



Pos terkait