Harmoni Spiritual dan Ekonomi dalam Perayaan Lebaran

Liputan Khas Ramadan 1446 Hijriah (28)

pasar ramadan
PERGERAKAN EKONOMI: Wakil Bupati Kotim Irawati saat mengunjungi Pasar Ramadan di kawasan Taman Kota Sampit, beberapa waktu lalu.DOK. YUNI PRATIWI/RADAR SAMPIT

Masyarakat dari berbagai latar belakang saling berkunjung, mengucapkan selamat, dan saling mendoakan.

Tak jarang, warga non-Muslim hadir menyampaikan salam dan membawa buah tangan sebagai bentuk penghormatan terhadap kerabat dan tetangga Muslim.

Bacaan Lainnya

Sikap saling menghormati ini juga hadir dalam tradisi berbagi makanan khas saat Lebaran. Setiap keluarga menyiapkan ketupat, opor ayam, rendang, hingga kue-kue khas daerah dalam jumlah besar, bukan hanya untuk keluarga inti, tetapi juga untuk para tamu, tetangga, bahkan siapa pun yang datang bersilaturahmi, tanpa melihat latar belakang agama.

Ini adalah ekspresi spiritual yang konkret: berbagi tanpa syarat. Islam memang mengajarkan bahwa membantu sesama adalah kewajiban universal. Dalam konteks Lebaran, pesan ini kembali bergema.

Kebahagiaan menjadi milik bersama, dan kasih sayang tidak dibatasi oleh perbedaan keyakinan.

Dari sisi pembangunan karakter, Ramadan dan Lebaran seharusnya menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih sabar, ikhlas, empatik, jujur, dan produktif.

Baca Juga :  Hapus Aura Negatif Gedung yang Mangkrak Bertahun-Tahun  

Nilai-nilai ini idealnya tidak berhenti saat bulan Ramadan usai, tetapi berlanjut dalam kehidupan sehari-hari. Inilah momentum spiritual untuk perbaikan diri, dan jika dijalani dengan sungguh-sungguh, akan memberi dampak pada masyarakat yang lebih berintegritas dan berkeadilan.

Di luar aspek spiritual dan sosial, Ramadan dan Lebaran juga berdampak besar terhadap sektor ekonomi.

Perputaran uang meningkat signifikan. Tradisi mudik bukan hanya memperkuat ikatan keluarga, tetapi juga menghidupkan ekonomi daerah.

Pemudik membawa uangnya ke kampung halaman, membelanjakannya untuk kebutuhan pokok, oleh-oleh, transportasi, dan hiburan. Dampaknya langsung terasa di sektor pertanian, peternakan, perdagangan, jasa, dan pariwisata.

 

Berkah UMKM

UMKM, yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional, mendapatkan berkah luar biasa. Sejak awal Ramadan, festival-festival kuliner dan bazar takjil bermunculan di berbagai kota.

Warga berburu menu berbuka, bukan hanya umat Islam, tetapi juga masyarakat umum. Fenomena ini menciptakan lonjakan permintaan pada makanan dan minuman, serta produk-produk busana dan perlengkapan Lebaran.



Pos terkait