”Karena terlalu sering hidup di ruang digital, mereka jadi suka membanding-bandingkan dirinya dengan yang lain. Mereka jadi mudah baper,” kata Devie.
Laporan State of Mobile 2024 menempatkan TikTok dan Instagram sebagai genre media sosial (medsos) yang paling sering dipelototi lewat ponsel. ”Di medsos sebenarnya tidak ada hal spesifik yang ingin dicari. Adiktif saja rasanya scrolling video-video pendek di TikTok dan di IG,” ujar Putri Mareta Sari.
Sekali mengakses internet lewat ponselnya, perempuan 30 tahun itu bisa menghabiskan waktu sampai 4 jam. Durasi tersebut bertambah saat weekend. Putri mengaku pernah sampai 12 jam menghadap layar ponsel pada suatu akhir pekan.
Tapi, dia juga sempat kepayahan gara-gara baper melihat unggahan teman-teman di dunia maya. Dia lantas memutuskan untuk logout dari semua akun medsosnya selama satu bulan.
Lain Putri, lain pula Ryan Pradipta. Lelaki asal Jogja itu bisa menghabiskan waktu hingga 15 jam di depan gawai. ”Karena saya ini part time designer, tapi full time gamer,” ujarnya berkelakar. Sehari-hari dia menggunakan dua ponsel untuk bekerja, melakoni hobi, dan bersosialisasi. Selain itu, dia masih dibantu satu set PC dan satu laptop.
Pekerjaan Ryan yang sifatnya remote membuat dia sangat lekat pada gawai. ”Di situ pasti mixed use ya. Kadang dilakukan lewat laptop, tapi untuk cek segala notifikasi tetap via mobile,” terangnya.
Saat tidak bekerja pun, hiburan Ryan adalah game online. Apalagi, dia aktif di platform Discord sebagai salah satu admin. Membalas ratusan chat dari anggota komunitas biasa dia lakukan sehari-hari.
”Itu kenapa HP selalu stand by bisa dibilang hampir 24/7,” tegasnya. Namun, intensitas yang tinggi itu tidak pernah membuat Ryan sampai stres.
MIRIP KECANDUAN NARKOBA
PERUBAHAN perilaku masyarakat pada era digital mengantarkan generasi muda pada banyak kebiasaan baru. Salah satunya adalah lekat pada gawai. Segala tanya seolah-olah bisa terjawab di internet yang dengan mudah dapat diakses lewat ponsel dan laptop.
Pada anak dan remaja, fenomena tersebut berdampak serius. Khususnya pada perilaku dan konsentrasi belajar mereka. Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, Surabaya, termasuk yang responsif terhadap dampak-dampak negatif kelekatan anak dan remaja pada gawai tersebut. Klinik Gangguan Belajar menawarkan solusi bagi anak dan remaja yang tak bisa membatasi kelekatan mereka pada gawai.