Franky meminta para ibu hamil agar rutin mengecek kondisi kehamilannya. Khususnya bagi yang terinfeksi dengan gejala ringan dan menjalani isolasi mandiri di rumah. ”Ibu hamil yang tertular rata-rata kasusnya bergejala ringan hingga sedang. Tetapi, ada juga yang berat. Ada tiga kasus kematian pasien ibu hamil terjadi tahun ini, salah satunya disebabkan terlambat dibawa ke rumah sakit. Baru datang saat kondisinya sudah parah,” katanya.
Kesadaran dalam mengecek kondisi kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan, lanjutnya, sangat penting jadi perhatian ibu hamil. ”Hamil muda rentan terjadi keguguran. Kalau usia trimester 2 dan ketiga, berisiko mengakibatkan bayi meninggal di dalam kandungan atau bisa diselamatkan dengan kelahiran prematur,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, penanganan proses persalinan di masa pandemi berbeda dari biasanya. Pasien ibu hamil termasuk bayi yang terlahir, perlu menjalani tes PCR.
”Apabila ibu hamil tertular Covid-19, saat melahirkan bayinya juga harus dites untuk memastikan kondisinya aman dan sehat,” katanya.
Dari banyaknya bayi yang lahir dari ibu yang tertular Covid-19, lanjutnya, belum tentu bayi yang dilahirkan tertular. ”Tidak semua bayi yang lahir dari seorang ibu yang positif Covid-19 tertular juga. Dari lima bayi yang dites, hanya ada dua bayi yang hasil pemeriksaan PCR-nya positif, sedangkan tiga bayinya terinfeksi Covid-19 saat sudah di usia 3-5 bulan, bahkan lebih,” tandasnya. (hgn/ign)