Perubahan cara berusaha mulai dilakukan di tahun 2014. Jika sebelumnya lewat online, Deva memberanikan diri menyewa ruko satu pintu di Jalan Tartar Sampit. Ruko milik koleganya itu pun menjadi tempat jualan perdana. Keinginan membuka toko sendiri setelah Deva liburan dan berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan di Pulau Jawa. Dirinya mendapati sebuah toko yang menjual fashion wanita dengan harga murah.
“Dari situ terpikir kenapa tidak mencoba cara seperti itu. Dengan modal lima jutaan saya belikan berbagai jenis fashion wanita. Dibantu doa dan restu orangtua juga usaha ini mulai saya jalani,” kata Deva.
Selama setahun sejak membuka usaha hingga tahun 2015, Deva melalukan riset dan pengembangan. Tujuannya mencari pasar yang tepat. Saat itu produk yang dijual difokuskan untuk kalangan remaja putri. Mulai dari baju dan juga celana.
Menurut Deva, riset penting dilakukan karena keinginan calon pembeli di Kota Sampit sulit ditebak. Apa yang sedang ngetrend diluar belum tentu cocok bagi wanita di Kota Sampit. Karenanya memahami karakter dan mendekatkan dengan pembeli dan calon pembeli terus dilakukan sampai saat ini.
“Soal riset dan pengembangan kami melakukannya bersama adik saya dan juga tim di toko karena memang itu sangatlah penting. Setelah bertahun-tahun itu dijalankan, masuk tahun 2017 Alhamdulillah Allah mudahkan untuk ketemu jawabannya. Market-nya kita dapat, soal selera dan apa yang diinginkan pembeli kita juga dapatkan. Boleh dibilang di tahun itu titik kebangkitan usaha Serba Harga Murah Girls,” terang Deva.
Di tahun itu pangsa pasar SHMG lebih difokuskan ke produk wanita rentang usia 14-30 tahun. Dengan menambah dua blok ruko hingga total menjadi tiga ruko di Jalan Tartar Sampit, keberadaan SHMG Alhamdulillah di minati warga Sampit.
Memasuki tahun 2018, usaha SHMG terus meroket. Lewat tim yang dibentuk pengembangan terus dilakukan termasuk memanfaatkan media sosial instagram.