Radarsampit.com – Kebakaran hutan dan lahan yang menjadi momok Kalimantan Tengah hampir setiap tahun membuat mantan Rektor Universitas Palangka Raya Andrie Elia heran. Dia mengaku bingung kondisi tersebut terus terjadi tanpa penanganan lebih optimal. Padahal, kondisi kemarau selalu dihadapi setiap tahun.
”Saya heran tiap tahun musim kemarau, itu-itu saja masalahnya dan tidak pernah ada solusi. Dana besar selalu ada, tapi izin sawit, tambang terus diberi. Itu salahnya. Makanya lahan hijau berkurang,” ujar Andrie yang juga menjabat Ketua Harian DAD Kalteng ini, Minggu (3/9/2023).
Andrie menuturkan, Indonesia sebagai negara tropis memiliki dua musim, yakni hujan dan kemarau. Ada kemarau basah dan kering. Karena itu, datangnya musim itu tak bisa dihindari.
Khususnya Kalteng, lanjutnya, tipologi alamnya bergambut, dengan kedalaman hingga beberapa meter. Cakupan luasan gambut mencapai 80 persen dari luasan wilayah Kalteng secara keseluruhan.
”Gambut rentan terhadap panas dan sangat rentan dengan kebakaran. Di dalam tanah gambut mengandung unsur air yang besar jika dalam kondisi biasa,” jelasnya.
Dia menambahkan, 90 persen isi gambut merupakan air apabila dalam kondisi normal dan musim penghujan. Namun, jika musim kemarau dan panas, gambut akan mengering dan sangat rawan terbakar. Karena itulah, kondisi gambut wajib jadi perhatian serius, sebagai salah satu upaya mencegah karhutla.
Adapun sumber air tentu sangat sulit saat kemarau. Termasuk jika mengandalkan sumur bor yang belum tentu ada sumber air. ”Ada sumber air tanah dangkal yang hanya kurang dari 30 meter sudah ada air. Tetapi, ada juga yang di tanah dalam. Kondisi panas ini terjadi penguapan yang tinggi. Air dari permukaan menguap,” katanya.
Kalaupun membuat sumur bor, dia meyakini tidak akan mampu mengatasi kebakaran hutan. Apalagi jika api sampai membakar berhektare-hektare luasan gambut.
”Gambut itu harus terendam air. Solusinya, jangan dibiarkan lahan terbuka dan terlantar, itu satu-satunya solusi. Jika lahan itu terbuka dan tidak ada tumbuhan sebagai cover crop, dalam tumbuhan pasti ada air. Selain itu, jaga hutan itu. Gambut harus dikelola dengan baik dan mengedepankan fungsi hijau kehutanan atau reboisasi,” katanya.