”Yang kami takutkan, kalau air ini tidak cepat surut tentunya akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Itu yang dikhawatirkan. Mudahan dari pemda cepat bantu, terutama tentang kesehatan,” ujarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim setempat turun ke lapangan untuk mengecek lokasi banjir di Kecamatan MHU. Informasi yang diterima pihaknya, ada tiga desa yang terkena banjir, yakni Ramban, Rongkang, dan Natai Baru.
Kepala BPBD Kotim Rihel mengatakan, kemungkinan Bupati Kotim Halikinnor atau Wakil Bupati Kotim Irawati akan ke lokasi banjir untuk memberikan bantuan kebutuhan pokok bagi warga desa yang terdampak banjir.
”Kami membawa tim melakukan pemetaan dengan menggunakan drone,” sebutnya.
Rihel menambahkan, untuk daerah pinggiran sungai, apabila hujan lebat atau banjir rob, sudah dapat dipastikan masuk wilayah rawan banjir. Berbeda dengan daerah hulu apabila hujan lebat pasti akan kebanjiran juga.
”Fenomena ini biasa. Musim bulan naik ada pasang besar, kemudian juga Mei ini berdasarkan hasil dari perkiraan BMKG, enam bulan ini memang puncak-puncaknya hujan. Kemarin sampai tadi malam ada informasi deteksi dini bahwa ada deras,” ungkapnya.
Terkait informasi deteksi dini tersebut, BPBD se-Kalteng diminta hati-hati dan segera memantau lokasi yang akan ada potensi kebanjiran.
”Untuk intensitas hujan yang ada ini informasi 150 – 300 mm. Kalau hitungan sebesar itu sudah termasuk intensitas tinggi. Kalau yang ringan sedang itu di bawah 100 mm,” jelasnya.
Masyarakat yang berada di daerah rawan banjir diminta berhati-hati dan waspada. Sebab, potensi hujan masih cukup tinggi. Apalagi tanda tanda alam sudah menunjukkan potensi itu, sehingga diminta untuk bersiap.
”Kami imbau warga yang ada di bantaran sungai atau yang potensinya ada, supaya siap-siap menyiapkan peralatannya seperti biasa untuk mengungsi di rumahnya sendiri maupun ke tempat tetangga atau di tempat yang lebih tinggi untuk menghindari korban,” ujarnya.
Pihaknya juga mengimbau, selama banjir, agar anak-anak diperhatikan orang tuanya untuk menghindari adanya korban jiwa. (yn/ign)