Khawatir Sampah Tak Terkendali, Halikinnor Rencanakan Bangun Pabrik Pengolah Limbah Domestik

sampah
PERLU DIKENDALIKAN: Sampah yang menggunung di kawasan TPA Sampah km 14 Jalan Jenderal Sudirman Sampit, Rabu (15/5/2024). (YUNI/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Setelah melakukan peletakan batu pertama pembangunan fasilitas pengolahan B3 medis di Komplek TPA Sampah km 14 Jalan Jenderal Sudirman Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Rabu (15/5/2024) lalu, Bupati Kotim Halikinnor ingin agar di Kotim juga dibangun pabrik pengolah limbah domestik.

Hal tersebut disampaikannya setelah melihat sampah yang menggunung di kawasan TPA sampah. Dia khawatir jika tidak segera ditanggulangi dengan pengolah sampah domestik, dalam beberapa tahun ke depan kawasan itu akan dipenuhi dengan sampah rumah tangga.

Bacaan Lainnya
Gowes

”Bukan gunung semeru yang saya lihat, tapi gunung sampah. Di sisi kanan jalan menuju lokasi penuh dengan sampah. Saya waktu ke sini ketika itu masih tidak sebanyak itu. Mungkin lima tahun berikutnya, kalau tidak ada pabrik pengolahan limbah rumah tangga, limbah domestik, kawasan ini bisa habis untuk sampah saja,” ujarnya.

Selain fasilitas pengolahan B3 medis yang akan segera dibangun, Halikinnor juga berharap secepatnya di Kotim bisa berdiri pabrik pengolahan domestik. Dia meminta dukungan dari investor terkait hal tersebut.

Baca Juga :  Optimistis Difungsikan Tahun Ini, Swalayan Rakyat Mentaya Tunggu Perumda Selesai

”Kemarin saya cek depo sampah di Jalan Pelita, saya paham di depo lain juga sama dan masyarakat mengeluhkan itu, karena bau dan lain-lain. Harapan saya permasalahan ini bisa ditangani,” katanya.

Namun, kata Halikinnor, jika belum memungkinkan untuk membangun pabrik pengolah limbah yang besar, paling tidak harus direncanakan untuk membeli mesin pengolah limbah.

”Kira-kira bisa tidak secepatnya dibangun pengolah limbah domestic? Kalau masih belum, karena agak besar pabriknya, terpaksa nanti merencanakan paling tidak membeli mesin pengolah limbah yang langsung berada di depo sampah yang harganya kurang lebih Rp1,5 miliar,” ungkapnya.

Terkait ini, Halikinnor melanjutkan, sangat perlu diadakan, karena sampah di Kotim ini sudah sangat banyak. Data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim, jumlah sampah yang dihasilkan di Kota Sampit mencapai 75 ton lebih per hari.

Sampah tersebut berasal dari berbagai sumber, seperti rumah tangga, pasar, dan kawasan. ”Tetap harus ada itu (pengolah limbah domestik), karena sampah ini banyak sekali. Jadi saya mohon doa dan dukungannya,” tutupnya. (yn/ign)



Pos terkait