Kisah Mistis Museum Kayu Sampit, Ada Cerita Penampakan Cristopel Mihing hingga Gambar Bergerak

museum kayu sampit
WISATA EDUKASI: Pelajar SMPN 1 Sampit didampingi guru wali kelas mengunjungi sekaligus mencatat koleksi benda bersejarah yang ada di Museum Kayu, Selasa (21/2). (HENY/RADAR SAMPIT)

Di luar pantauannya, sejumlah pelajar mulai menaiki tangga menuju lantai dua ruang pameran. Jika pada umumnya, ruang pameran lantai dua terasa panas, namun tidak bagi pelajar SMPN 1 Sampit. Meraka merasa ruang lantai dua begitu dingin. Padahal, lantai dua tidak dilengkapi pendingin ruangan.

”Tadi siswa ada yang bilang kakinya merasa ada yang memegang dan merasa dingin ketika berada di lantai dua,” kata Estiliawati saat ditemui Radar Sampit di ruang administrasi Museum Kayu, Selasa (21/2).

Bacaan Lainnya

Esti juga mengingatkan pelajar agar tak membiarkan pikiran kosong alias melamun selama berada di museum. ”Tadi ada pelajar yang melamun saya tepuk bahunya agar jangan sampai melamun. Fokus saja mempelajari dan mengetahui apa saja koleksi yang ada di Museum Kayu,” katanya.

Sejumlah pelajar juga mengaku merasa lapar. Esti lalu menyarankan berbelanja di dekat museum. ”Daripada perut mereka kosong, saya sarankan saja mereka menikmati makanan pedagang kaki lima yang cukup banyak berjualan di sekitar pagar museum,” ujarnya.

Sekembalinya ke Museum Kayu, ada tiga pelajar perempuan yang mengeluh tidak enak badan. ”Badannya keringat dingin. Katanya dadanya sesak seperti tertekan, mukanya pucat, seperti orang yang hampir kesurupan (dirasuki) makhluk gaib,” katanya.

Baca Juga :  Masih Berlanjut, Begini Perkembangan Perkara Penyiraman Air ke Sales Mobil

Sebagai pemandu museum yang sudah bekerja sejak 2005, bagi Esti hawa tak nyaman itu sudah biasa ia alami. ”Dulu ada yang sampai kesurupan teriak-teriak. Sudah banyak sekali cerita pengunjung yang bilang setelah masuk ada merasa keringat dingin setelah melihat atau mengunjungi sudut ruang atau melihat koleksi tertentu,” ujarnya.

Kendati demikian, tak semua pengunjung mengalami pengalaman yang serupa. Ada saja yang merasa santai menjelajah museum tanpa gangguan atau perasaan tak nyaman. ”Ada pengunjung tertentu saja yang punya pengalaman seperti itu,” ujarnya.

Maisaroh, mahasiswa Unda yang berkunjung Selasa (21/2) siang, menikmati setiap sudut ruang sambil swafoto. Dia mengajak dua temannya yang lain yang penasaran dengan isi Museum Kayu.

”Museum ini menarik dan bagus. Kami enjoy saja melihat sambil foto-foto. Setiap orang punya pengalaman yang berbeda. Kalau saya sih beranggapan itu tergantung sugesti saja. Kalau tidak berpikiran macam-macam dan niatnya baik ingin melihat-lihat, yakin saja ada pembelajaran yang didapat setelah keluar dari museum. Yang pasti jadi menambah pengetahuan,” ujar Maisaroh yang sudah menunggu dua jam lebih museum kayu buka kembali.



Pos terkait