Menjaring Asa Kaum Muda, Kotim 70 Tahun Dinilai Kian Maju, Berharap Lebih Banyak Dirangkul

sampit masa depan
SAMPIT MASA DEPAN: Bayangan dan harapan Kota Sampit di masa depan yang dipenuhi dengan gedung-gedung bertingkat layaknya kota besar dengan konsep smart city. Bundaran di kawasan Polres Kotim menjadi pusat kota. (ILUSTRASI: M FAISAL/RADAR SAMPIT)

Tahun ini jumlah kunjungan diyakini meningkat. Selain akibat penularan Covid-19 yang menurun drastis, upaya Pemkab Kotim menata wisata di kawasan kota menjadi magnet tersendiri, seperti Terowongan Nur Mentaya yang jadi wadah bersantai baru bagi warga Sampit dan sekitarnya, serta luar daerah.

Pembangunan dan Kebijakan

Bacaan Lainnya

Pelibatan generasi muda dalam pembangunan Kotim sejauh ini dinilai masih minim. Pembangunan maupun kebijakan yang dilaksanakan Pemkab Kotim, hanya beberapa yang menyentuh langsung kaum muda. Itu pun hanya segelintir orang yang merasakan.

Netta Aurea Jane, pelajar Kelas 3  SMAN 1 Sampit mengatakan, Kotim sejauh ini memang mengalami kemajuan signifikan. Hal itu terlihat dengan adanya mal, tempat olahraga, dan lainnya. Akan tetapi, menurutnya, kawula muda kurang mendapatkan tempat dalam event maupun kegiatan pemerintah.

”Kami sih maunya banyak dilaksanakan pertandingan pelajar. Kalau perlu per dua bulan sekali, baik itu olahraga, musik, dan lainnya,” katanya.

Baca Juga :  Politik Uang Pemilu 2024 di Kotim Makin Nyata

Dia berharap pemerintah bisa memahami aspirasi kaum muda, misalnya dengan membangun banyak ruang terbuka untuk bersantai yang dilengkapi fasilitas internet gratis. ”Kaya alun-alun begitu. Di situ ada internet gratisnya, supaya kalau belajar tidak hanya di rumah dan di sekolah, di ruang ruang terbuka bisa sambil belajar juga,” katanya.

Alfi Rizkyanoor Hartandy, mahasiswa semester 3 Universitas Darwan Ali mengatakan, beberapa tahun ini Kotim di bawah kepemimpinan Halikinnor-Irawati dinilai sudah baik. Apalagi dia bisa merasakan sejumlah program pemerintah, misalnya, beasiswa dari Kartu Indonesia Pintar.

”Sejak awal masuk, biaya kuliah ditanggung APBN melalui program KIP. Tahun 2022, saya juga mendapatkan bantuan beasiswa dari Pemkab Kotim sebesar Rp10 juta,” katanya.

Meski demikian, dia menilai Kotim masih belum bisa dikatakan sukses, karena masih banyak yang belum dibenahi. Misalnya, pembangunan saluran drainase di Jalan HM Arsyad yang menimbulkan masalah baru.

”Pekerjaan drainasenya selesai, tetapi Jalan Batu Berlian yang setiap hari saya lewati menuju kampus malah tambah rusak. Kenapa itu tidak dibenahi?” katanya.



Pos terkait