”Jumlah peternak yang mengalami kerugian di enam kecamatan di Kotawaringin Barat totalnya berjumlah 147 peternak,” ujarnya.
Kondisi yang sama terjadi di Kabupaten Lamandau. Harga ayam potong di Kota Nanga Bulik naik dalam beberapa hari terakhir. Harga ayam yang biasanya di kisaran Rp 38-42 ribu/kg, tembus sampai Rp 60-70 ribu/kg.
Salah satu pedagang ayam potong boiler, Mona mengatakan, saat ini stok ayam potong sedang kosong. Bahkan, dari Pangkalan Bun juga tidak ada pasokan ayam.
”Akhirnya, daripada tidak ada ayam sama sekali, saya belinya ayam petelur yang sudah tidak produktif lagi,” katanya.
Akan tetapi, lanjutnya, tidak semua orang menyukai ayam petelur. Sebab, ayam tersebut memiliki berat yang tidak biasa. Setiap ekornya bisa mencapai 4-5 kilogram, sehingga bagi para pemilik warung makan, akan rugi jika membeli ayam yang sangat besar tersebut.
”Teksturnya juga sangat keras, seperti ayam bangkok. Jadi, banyak pelanggan yang datang mau beli ayam akhirnya tidak jadi,” keluhnya.
Hal senada disampaikan salah satu pemilik warung makan, Sri Indawati. Ia mengaku kesulitan mendapatkan ayam, sehingga terpaksa hanya menjual telur dan ikan di warung makannya.
”Kalau harga ayam mahal, kami susah untuk jual lagi. Semoga ini tidak bertahan lama, karena saat ini bukan hari raya, tapi harga sudah naik duluan,” ucapnya.
Terpisah Kepala Dinas Pertanian Dan Perikanan Lamandau Tiryan Kuderon mengaku masih mengumpulkan informasi terkait penyebab kelangkaan ayam potong. Sebab, sebagian besar ayam potong yang beredar di Lamandau masih dipasok dari wilayah kabupaten tetangga. (tyo/mex/sla/ign)