”Saya menyewa tanah Rp500.000 per bulan. Sebelum ada Terowongan Nur Mentaya sudah jualan. Cuma, kadang libur, kadang jualan. Seminggu ini jualan terus, karena jualannya lebih terang. Pembelinya juga lumayan banyak. Rugi kalau enggak jualan,” ujarnya.
Sinar mengaku sudah berjualan jagung bakar sejak di Taman Kota Sampit. Namun, kini pedagang jagung bakar di Taman Kota Sampit sudah bubar dan berpencar mencari tempat lain.
”Saya meneruskan usaha keluarga. Dari nenek, mama, sampai cucu jualan jagung bakar. Dulu jualannya di Taman Kota Sampit,” katanya. (hgn/ign)