PARAH!!! Kesadaran Sebagian Pengunjung Terowongan Nur Mentaya Masih Rendah

terowongan nur mentaya
SANTAI: Sejumlah warga Sampit bersantai menikmati malam di Terowongan Nur Mentaya, Kamis (22/12) malam. (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Terowongan Nur Mentaya menjadi daya tarik bagi masyarakat Sampit yang haus hiburan. Namun, kesadaran sebagian pengunjungnya masih rendah dalam menjaga kebersihan. masih sering ditemukan sampah berserakan di lokasi tersebut.

Nunung warga Kelurahan Baamang Barat mengaku terhibur dengan adanya Terowongan Nur Mentaya. Hampir setiap malam dia mengajak suami dan anaknya nongkrong sambil menikmati cemilan di pinggir jalan, tepatnya di atas saluran drainase.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

”Setiap malam kami nongkrong di sini. Malam tadi sampai jam 12 malam. Bawa tikar ajak anak dan suami nongkrong menikmati malam yang sejuk dan terang. Kami sangat terhibur. Jalan Tjilik Riwut yang tadinya gelap sekarang lebih terang,” kata warga Gang Bumi Swadaya ini, Kamis (22/12).

Selain Nunung, tetangganya juga ikutan nongkrong menikmati malam. ”Kalau enggak hujan, tetangga saya satu gang juga ikutan keluar. Terowongan Nur Mentaya jadi tempat tongkrongan baru masyarakat. Biasanya saya nongkrongnya di depan teras rumah,” katanya.

Baca Juga :  Percantik Median Jalan di Kota Sampit

Untuk mencari cemilan dan makan malam juga tak sulit. Pasalnya, sepanjang Terowongan Nur Mentaya dari sisi kanan dan kiri banyak pedagang kaki lima berjualan pentol, jagung bakar, minuman dingin, dan aneka camilan lainnya.

”Nyari makanan gampang. Banyak warga yang nongkrong. Jadi pedagang juga mendekat. Tak perlu usah jauh-jauh cari makanan,” ujarnya.

Meski demikian, Nunung mengaku prihatin dengan masyarakat yang kurang kesadaran menjaga kebersihan setelah makan dan minum. Hal tersebut membuat sampah berserakan.

”Tong sampah belum banyak disediakan. Masyarakat buang sampahnya ke mana-mana. Tak semua yang sadar kebersihan. Saya lihat sampah berserakan. Sangat disayangkan. Kasihan Pak Bupati sudah membuat Terowongan Nur Mentaya bagus seperti ini, tetapi tak dijaga sama-sama. Tak enak juga kadang nongkrong, di sampingnya cium bau sampah,” kata Nunung.

Sinar, pedagang jagung bakar juga gembira dengan adanya Terowongan Nur Mentaya. Selama seminggu terakhir dagangannya laris. Sehari bisa menghabiskan 50-100 jagung bakar. Satu jagung bakar dikenakan harga Rp10 ribu.



Pos terkait