SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tengah gencar melaksanakan program vaksinasi Covid-19. Namun, dalam penerapannya di lapangan pelayanan vaksinasi tak selalu berjalan mulus.
Gesang (26), warga Baamang Barat mengeluhkan tak jelasnya pelayanan vaksinasi yang dilaksankan di berbagai puskesmas. Penyedia fasilitas kesehatan dinilai memberi harapan palsu (PHP) dan tidak transparan dalam menyampaikan jumlah vaksinasi yang tersedia.
”Jumlah vaksin yang tersedia tak transparan disampaikan ke masyarakat. Jadi, orang yang mau divaksin datang berjubel, padahal vaksin yang tersedia sedikit dan belum memenuhi kuota. Ini saja tidak diinformasikan, justru warga diberi harapan palsu disuruh datang terus ke puskesmas tanpa kepastian,” kata Gesang, Kamis (24/6).
Gesang mengatakan, usahanya dalam mendukung program pemerintah untuk mengikuti program vaksinasi begitu diuji. Berdasarkan pengalamannya, dirinya secara sadar tanpa paksaan datang ke Puskesmas Baamang I untuk melaksanakan vaksinasi, pada Jumat (11/6).
Namun, di hari itu layanan fasilitas kesehatan itu tak membuka jadwal vaksin. Sehingga, dia diarahkan tenaga kesehatan untuk datang mendaftarkan diri ke Puskesmas Baamang II.
”Keesokan harinya Sabtu (12/6), saya datang jam 08.30 WIB, petugasnya bilang vaksin habis. Sedangkan, adik saya yang datang lebih dulu jam 08.00 WIB ke Puskesmas Baamang I dilayani dan sudah divaksin,” katanya.
Senin (14/6) Gesang kembali mendatangi Puskesmas Baamang II untuk berencana mendaftar vaksin. Namun, petugas kesehatan tak melayani dan hanya memprioritaskan khusus untuk masyarakat yang lanjut usia (lansia).
”Saya diminta datang Sabtu (19/6). Saya datang lagi jam 08.00 WIB sesuai arahan dari petugas kesehatannya. Ternyata, jawabannya sama. Vaksin habis,” ucapnya dengan nada kecewa.
Tak menyerah begitu saja, Senin (21/6) dirinya kembali mendatangi Puskesmas Baamang II jam 08.00 WIB. Namun, pelayanan vaksin hanya dibuka untuk 40 warga saja.
”Dibatasi 40 orang aja. Enggak kebagian,” ujarnya.