SAMPIT– Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana mewujudkan konsep tol laut, untuk memperlancar arus transportasi kapal dari dalam dan luar daerah. Rencana ini pun mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat, sehingga proyek pengerukan sungai untuk memperlancar tol tersebut bisa digelar akhir tahun ini.
Diutarakan Bupati Kotim Halikinnor, latar belakang rencana tersebut adalah tingginya aktivitas kegiatan yang memanfaatkan alur pelayaran Sungai Mentaya di Kotim.
“Selama ini, alur pelayaran Sungai Mentaya dapat dilintasi oleh kapal-kapal, baik tonkang, kargo, kapal penumpang Ro-Ro dan jenis kapal lainnya, hanya 7 jam dalam 24 jam,” sebutnya.
Menurutnya, hal itu dipengaruhi kedalaman alur Sungai Mentaya yang hanya berkisar antara 1,5 – sampai 2 meter low water spring (LWS). Selain itu rencana tersebut juga mengacu kepada rencana detail tata ruang kawasan industri di Bagendang Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU).
Halikinnor berharap, dari Pra Feasibility Study (FS) atau Pra Studi Kelayakan ke FS bisa sesegera mungkin dilakukan. Sehingga pada akhir tahun ini dapat dilakukan pengerjaan, seperti pengerukan Sungai Mentaya.
Sementara itu, sebagai bentuk dukungan atas rencana tersebut Menteri Perhubungan yang diwakili Direktorat Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut Agus H. Purnomo melakukan zoom meeting bersama dengan Bupati Kotim Halikinnor yang didampingi Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Sampit Capt Thomas Chandra, dan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan Kotim Siagano. Turut hadir Kepala Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kotim Multazam, serta sejumlah perwakilan dari dinas terkait.
“Rencana itu didukung oleh pemerintah pusat. Nanti kita membuat alur baru, dan bukan mengganggu alur sebelumnya,” cetus Halikinnor.
Diuraikannya, alur baru ini nantinya akan mempunyai kedalam mencapai 4 meter, dan diharapkan dengan adanya pemeliharaan alur, bisa dilayari kapal hingga 1×24 jam.
“Artinya yang selama ini muatan kapal 2.500 -3000 ton -kadang kandas, nanti bisa diharapkan bisa membawa 15 – 20 ribu ton. Dengan begitu akan terjadi efesiensi penghematan biaya bagi para investor. Termasuk terhadap distribusi bahan sembako yang didatangkan dari Jawa,” imbuh Halikin.