Menurutnya, dana yang diperlukan untuk terealisasinya rencana tersebut sekitar Rp 250 miliar, yang bersumber dari dana patungan bersama perusahaan besar swasta (PBS) yang ada dan juga pihak ketiga yang juga bersedia membiayai.
“Ada sekitar 10 perusahaan yang terlibat, karena ini prospek yang sangat bagus dan saya berharap kepada perusahaan daerah ikut. Kita membuat perencanaan dan inovasi ini, Pemkab juga akan ikut, agar ada pemasukan untuk daerah kita, dan bisa menggali PAD semaksimal mungkin,” harapnya.
Halikin menegaskan, dirinya ingin ketika tol laut nanti berjalan, ada tangki timbun di Kotim khusus Crude Palm Oil (CPO). Sehingga ketika akan mengeskpor ke luar negeri, tidak lagi lewat Kota Dumai ataupun Batam.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Agus H Purnomo melalui menyampaikan apresiasi dan dukungannga kepada inovasi yang disampaikan oleh Bupati Kotim, atas usulan konsesi pengerukan Sungai Mentaya.
“Warga Kotim perlu bangga memiliki bupati yang punya ide out of the box ini. Semoga pemerintah bisa ambil manfaat yang besar dari rencana ini. Kita harap secepatnya dilakukan survei navigasi penetapan alur, studi lingkungan dan yang lain,” paparnya.
Diakuinya, pemerintah dengan keterbatasan dana hampir seluruh kegiatan pengerukan alur laut dan pelayaran sungai maupun laut terkendala. Bahkan beberapa dilakukan oleh badan usaha pelabuhan. “Kali ini belum ada program pengerukan,” tukasnya.
Sehingga, pihaknya mendukung dan memberikan arahan agar program seperti ini bisa dilakukan oleh BUMN, BUMD maupun swasta. “Untuk melakukan investasi pengerukan di sungai tersebut, kami dukung,” tandas Agus. (yn/gus)