”Beberapa hari ini sudah tidak ada lagi mereka dan kami terus memantau. Kalau mereka berani masuk kebun warga, kami akan memberikan kabar kepada warga lainnya,” ujar dia.
Esau mengungkapkan, masalah tersebut sempat membuat warga ribut, karena pihak perusahaan mengerahkan alat berat. Warga akhirnya bersiaga mempertahankan lahannya yang sudah dikelola dan ditanami rotan, kelapa sawit, dan karet.
Sementara itu, manajemen perkebunan yang disinyalir menggarap lahan tersebut enggan merespons konfirmasi yang dikirim Radar Sampit. Pesan melalui WhatsApp yang dikirim hanya dibaca. (ang/ign)